Senin, 17 November 2014

laporan cavia cobaya



I. JUDUL
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PEMBEDAHAN 
MARMUT ( Cavia cobaya )
II. TUJUAN
Pada kegiatan pengamatan marmut kali ini mempunyai beberapa tujuan,diantaranya
- Untuk mengetahui embrio yang ada dalam marmut (Cavia cobaya)
- Mengetahui secara langsung organ-organ dalam yang ada dalam marmut. Seperti, testis, vas deference ,penis.
- Mengetahui kelenjar – kelenjar yang ada dalam marmut
- Mendeskripsikan organ – organ reproduksi internal yang ada dalam marmut
- Mendeskripsikan organ-organ reproduksi eksternal yang ada dalam marmut

III. DASAR TEORI

A. Tentang Marmut
Marmut adalah sejenis hewan pengerat dari famili Caviidae (bajing) dengan genus Marmota. Marmut umumnya hidup di daerah pegunungan, seperti Alpen atau pirenia di Eropa,pegunungan Rocky atau Siera Nevada di Amerika Serikat, dan Kanada bagian utara. Marmut umumnya membuat sarang di dalam tanah dan melakukan hibernasi selama musim dingin. Kebanyakan Marmut tergolong hewan sosial, marmut berkomunikasi satu dengan yang lain dengan siulan nyaring, terutama jika merasa ada bahaya. Nama Marmut berasal dari bahasa latin mures monti(tikus gunung),dari bahasa latin klasik mures alpini(tikus alpen). Makanan utama marmot ialah tumbuh-tumbuhan,misalnya rumput-rumputan, buah ceri, lumut kerak, lumut daun, akar-akaran, dan bunga.(http://wapedia.mobi/id/klasifika_ilmiah)
Berikut ini adalah klasifikasi dari Marmut
Kingdom Animalia
Filum Chordota
Kelas Mammalia
Ordo Rodentia
Famili Caviidae
Genus Cavia
Spesies Cavia cobaya
(http://biologi-staincrb.web.id/)



B. Alat reproduksi
• Reproduksi Pria dan Proses Pembentukan Sperma
Alat reproduksi pada pria terdiri dari alat reproduksi bagian dalam dan alat reproduksi bagian luar. Alat reproduksi bagian luar yang dapat dilihat adalah penis dan buah zakar. Alat-alat ini terletak antara pangkal paha, lebih mudah dilihat daripada alat reproduksi wanita yang letaknya lebih tersembunyi. Sedangkan alat reproduksi dalam pada pria terdiri dari testis, saluran pengeluaran, dan kelenjar asesoris.( Susilo, Eksis Buku Ajar Biologi XI Semester II. Surakarta : Citra Pustaka, 2009.hlmn 60- 61 ).Organ reproduksi pada pria akan mulai berkembang pada masa anak laki-laki menginjak usia 9-15 tahun dan akan berhenti perkembanganya pada usia 20 tahun.( Istamar Syamsyuri, Biologi 2B semester 2. Jakarta: Erlangga hlmn 142)
a) Penis
Penis terdiri dari jaringan-jaringan otot, jaringan spons yang lembut, pembuluh-pembuluh darah, dan jaringan saraf. (Istamar Syamsyuri, Biologi 2B semester 2. Jakarta: Erlangga hlmn 142)

b) Buah Zakar
Buah zakar terdiri dari kantong zakar( kantong pelir) yang didalamnya terdapat sepasang testis dan bagian-bagian yang lainnya. Kulit terluar disebut skrotum. . (Istamar Syamsyuri, Biologi 2B semester 2. Jakarta: Erlangga hlmn 142)
c) Testis
Testis merupakan alat untuk memproduksi sperma. Untuk memproduksi sperma diperlukan suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh. Oleh karena itu menjelang kelahiran, testis turun dari dalam rongga tubuh menuju kantong pelir (skrotum). Didalam testis terdapat saluran-saluran yang disebut saluran penghasil sperma ( tubulus seminiferus). Dinding sebelah dalam saluran tersebut terdiri dari jaringan epitelium dan jaringan ikat. Di jaringan epitelium terdapat :

- Sel induk sperma (spermatogenesis), yaitu calon sperma
- Sel sertoli yang berfungsi memberi makan sperma
- Sel leydig yang berfungsi menghasilkan hormon tetstosteron
Proses pembentukan sperma dipengaruhi oleh hormon-hormon berikut
• Hormon gonadotropin
• FSH (Follicle Stimulating Hormone)
• LH (Luteinizing Hormone)
• Hormon Testosteron

d) Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi pria terdiri dari epidermis, vas deference, saluran ejakulasi dan uretra. ( Susilo, Eksis Buku Ajar Biologi XI Semester II. Surakarta : Citra Pustaka, 2009.hlmn 61)
e) Kelenjar asesoris
Kelenjar asesoris merupakan kelenjar yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper. (Susilo, Eksis Buku Ajar Biologi XI Semester II. Surakarta : Citra Pustaka, 2009.hlmn 61)

f) Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma di dalam testis (tubulus seminiferus). Sperma terdiri atas tiga bagian. Pada bagian kepala terdapat selubung kepala ( akrosom ) yang mengandung enzim hialuronidase dan proitenase yang berperan untuk menembus lapisan pelindung sel telur. Pada bagian tengah terdapat banyak mitokondria yang berguna untuk menghasilkan energi. Ekor sperma dibangun oleh mikrotubulus.( Arif Priyadi, Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Yudhistira, 2009. Hlmn 164)
• ) Reproduksi pada Perempuan 
Sistem reproduksi perempuan memiliki fungsi, antara lain
a) Menghasilkan sel kelamin betina (sel telur atau ovum) didalam sepasang ovari ( tunggal:ovarium) ;
b) Mengantarkan ova ( tunggal: ovum) menuju oviduk atau saluran telur, yaitu tempat terjadinya fertilisasi ( pembuahan)
c) Mempersiapkan dinding uterus ( endometrium) untuk penempelan (implatasi) dan perekembangan embrio;
d) Menghasilkan hormon kelamin betina utama, yaitu estrogen
Sistem reproduksi pada permpuan juga tersusun atas otot-otot atau organ-organ seksual primer (sepasang ovari) dan organ seksual sekunder ( oviduk, uterus, dan vagina yang terletak didalam tubuh, serta organ genital eksternal yang disebut vulva).
Ovari merupakan organ kecil dengan panjang sekitar 3-4 cm dan tebal 1-1,5 cm, yang terikat di sekat dasar rongga abdominal oleh ligamen-ligamen. Ovari terletak di sisi kanan dan sisi kiri uterus ( rahim ). Selain menghasilkan ovum, ovari juga merupakan kelenjar endokrin. Didekat tiap ovarium terdapat saluran sempit dengan ujung seperti corong yang dilewati oleh ovum dari ovarium menuju uterus. Saluran tersebut dinamakan saluran telur atau oviduk. Oviduk disebut juga saluran atau tuba fallopi. Oviduk merupakan saluran berotot dan berdinding tipis. Panjangnya sekitar 10 cm. Dinding bagian dalam terdiri atas epitel bersilia dengan sel-sel yang menyekresi mukus. Uterus merupakan organ berotot dan berdinding tebal dengan bentuk serta ukuran seperti buah pir terbalik (sekitar 7,5 cm x 5 cm).Uterus merupakan organ yang berisi sedikit cairan. Dinding uterus tediri atas otot polos, tetapi lapisan terdalamnya (endometrium) tersusun atas membran mukosa yang akan kaya akan arteriola. Uterus berhubungan dengan vagina melalui leher (serviks) uterus, yaitu suatu cincin otot yang menutup ujung terbawah uterus. Vagina merupaka suatu saluran berotot menuju ke luar tubuh. Lubang vagina terletak tepat di bawah lubang sistem urinari tempat keluarnya urine pada perempuan. Lubang vagina dan lubang urinari dikelilingi oleh vulva. Vulva merupakan bagian luar sistem reproduksi perempuan. Vulva terdiri atas lipatan-lipatan kulit (labia), yaitu labia mayor dan labia minor, serta suatu srtuktur kecil yang disebut klitoris. Klitoris ini memiliki struktur yang sama dengan penis pada laki-laki.( Sri Pujiyanto, Menjelajah Dunia Biologi 2. Solo: Platinum, 2008 hlmn 60 ).
FERTILISASI
Kehamilan diawali dengan peristiwa ferilisasi (pembuahan) yang akan berlanjut pada perkembangan embrio hasil fertilisasi. Fertilisasi atau pembuahan adalah peleburan antara inti sel sel telur dengan inti sel sperma. Dari ratusan juta sel sperma, hanya satu yang berhasil membuahi sel telur. Fertilisasi berlangsung di saluran telor (oviduk/tabung fallopi). Saat fertilisasi, kepala sperma menembus dinding sel telur, sedangkan ekornya tertinggal di luar. Selanjutnya inti telur dan inti sperma bersatu. Setelah bersatu, ovum menjadi zigot. Zigot berupa sel diploid (2n) dengan jumlah kromosom 23 pasang. Selanjutnya sambil bergerak ke arah uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Zigot membelah diri menjadi dua, empat, delapaan, enam belas, dan seterusnya. Tahap ini disebut tahap pembelahan (cleavage). Pada saat zigot mencapai 32 sel dan seperti buah arbei disebut morula.
Morula akan berkembang membentuk blastula. Pada perkembangan selanjutnya , sel-sel bagian dalam blastula akan membentuk bakal janin (embrioblas) dan sel-sel bagiam luarnya membentuk trofoblas. Trofoblas merupakan dinding yang berfungsi untuk menyerap makanan dan nantinya akan membentuk plasenta (ari-ari, tembuni). Pada hari ke -4 atau ke -5 setelah fertilisasi, blastula kemudiana bergerak menuju uterus. Selama proses ini, korpus luteum menghasilkan hormon progesteron untuk implantasi (perlekatan) embrio pada dinding uterus dengan merangsang pertumbuhan uterus. Dinding uterus menjadi lunak, tebal, dan lembut serta mengeluarkan sekret seperti air susu (uterin milk). Blastula kemudian melakukan implantasi pada dinding uterus pada hari keenam dan, melepaskan hormon korionik gonadostropin. Hormon tersebut melindungi kehamilan dengan cara menstimulasi hormon estrogen dan progesteron sehingga mensturasi tidak dapat berlangsung. Kehamilan terjadi karena adanya implantasi atau tertanamnya pada uterus (rahim). Zigot yang sudah menempel pada dinding uterus disebut embrio. Jika embrio tersebut bertahan hingga dua bulan dan mulai tumbuh bagian atau organ-organ tubuh dan embrio sudah dilindungi berbagai selaput dan cairanya, embrio selanjutnya disebut janin (fetus) sampai pada saat bayi dilahirkan.
Peristiwa implantasi embrio dimulai dengan hancurnya sel-sel endometrium di bagian tertentu dengan enzim, kemudian jaringan endometrium melipat membungkus embrio. Trofoblas terbenam lebih dalam dan berdiferensiasi membentuk plasenta. Embrio telah tertanam kuat pada hari kedua belas setelah fertilisasi.
Bagian embrioblas membentuk dua lapisan pada hari kedua belas, yaitu lapisan luar (ektodermis) dan lapisan dalam (endodermis). Bagian permukaan dari lapisan eksodermis melakukan pelekukan (invaginasi) ke dalam membentuk lapisan mesodermis. Proses ini disebut gastrulasi, dan terjadi pada minggu ketiga.
Pada perkembangan berikutnya, dari ketiga lapisan dasar membentuk jaringan,organ, dan system organ. Fase ini disebut fase organogenesis. Setelah periode embriogenesis, dilanjutkan dengan masa janin sampai dengan sesaat sebelum lahir. Masa janin ditandai dengan penyempurnaan jaringan-jaringan, organ-organ dalam serta pertumbuhan tubuh yang pesat. Otak merupakan organ yang mengalami pertumbuhan pasat. Ini berarti bahwa makanan serta kondisi fisik dan mental ibu yang mengandungnya sangat mempengaruhi pertumbuhan otak. (Istamar Syamsyuri, Biologi 2B semester 2. Jakarta: Erlangga hlmn 150-151)






IV. ALAT DAN BAHAN
Alat
- Bak Parafin
- Jarum pentul
- Jarum penyangga
- Gunting tajam
- Gunting tumpul
- Tales
- Kapas
- Pinset
- Sarung tangan
- Masker
- Cawan petri
Bahan
- Marmut
- Formalin
- Alkohol
- Air



V. PROSEDUR KERJA

Prosedur keja dalam pembedahan marmut terdiri dari,
• Pembiusan
- Siapkan tempat atau wadah untuk marmut tersebut,yakni berupa toples
- Bersihkan toples tersebut dengan air hingga bersih
- Setelah bersih tuangkan kapas kedalamnya beserta alkohol dengan kadar secukupnya.
- Masukkan marmut kedalamnya tunggu setelah 5 menit, apabila marmut tersebut tidak ada reaksi tuangkan formalin kedalam toples tersebut.
- Tunggu reaksi marmut tersebut selama 30 menit.
• Pembedahan
- Letakkan marmut di bak parafin
- Jepit marmut dengan jarum pentul 
- Bedah kulit perut marmut tersebut dengan menggunakan gunting tajam
- Setelah tebuka kulit pertama bedah kulit kedua 
- Amati organ dalam marmut tersebut lepaskan embrio dari induknya dengan cara memotong ususnya dan tali plasenta
• Pengawetan
- Campurkan cairan alkohol dengan formalin, masukkan kedalam toples secukupnya
- Setelah itu masukkan embrio ke dalam toples tersebut dan tutup rapat-rapat


VI. HASIL PENGAMATAN






(1)




(2) 






(3)







(4)







(5)


(6)



(7)











(8)





(9)






(10)










VII. PEMBAHASAN

1) Sipakan marmut yang akan dibedah
2) Tuangkan alkohol kedalam toples yang dibawahnya sudah di masukkan kapas atau tisu dan masukkan marmut ke dalam tersebut, tunngu 5 menit jika tak ada reaksi tuangkan formalin kedalamnya
3) Tutup rapat-rapat toples tersebut
4) Setelah pingsan letakkan marmut diatas bak parafin dan jepit dengan jarum pentul
5) Marmut ketika kelihatan kulit pertama
6) Organ bagian dalam kelihatan ketika kulit kedua terlihat
7) Amati embrio yang ada dalam organ tersebut
8) Proses pemotongan embrio dari dalam organ marmut
9) Letakkan embrio dalam cawan petri
10) Embrio diawetkan didalam toples




PLASENTA
Plasenta berasal dari penggabungan vili korionik dan endometrium uterus. Plasenta berbentuk bundar dengan diameter 15 sampai 20 cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm. beratnya rata-rata 500 gram.
Umumnya plasenta berbentuk lengkap pada kehamilan lebih kyrang 16 minggu.letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak keatas kearah fundus uteri.
Hubungan plasenta dengan tali pusat :
Ditengah : keadaan ini disebut Insersio sentralis.
Agak kepinggir : keadaan ini disebut Insersio lateralis.
Dipinggir : keadaan ini disebut Insersio marginalis.
Diluar plasenta : keadaan ini disebut Insersio velamentosa. Hubungan tali pusat dengan plasenta melalui selaput janin.
Pembentukan plasenta :
Pada awalnya, vili korionik dapat terlihat diatas keseluruhan permukaan embrio yang tertanam. Sejalan dengan semakin membesarnya embrio yang berkembang, vili dibawah bagian desidua kapsularis endometrium menghilang.
Vili korionik dibawah embrio tetap ada dan semakin berkembang. Percabangan dan pembesarrannya disebut korion frondosum. Korion frondosum dan bagian desidua basalis endometrium bergabung membentuk plasenta. Embrio dilekatkan oleh batang penghubung (korda umbilicus) ke plasenta.
Fungsi plasenta :
1. sebagai alat yang memberi makanan pada janin (nutritif).
2. sebagai alat yang mengeluarkan bekas metabolisme (ekskresi).
3. sebagai alat yang memberi zat asam (O2), dan mengeluarkan CO2 (respirasi).
4. sebagai alat pembentuk hormon.
5. sebagai alat menyalurkan pelbagai antibody ke janin.
Fungsi plasenta adalah mengusahakan janin tumbuh dengan baik. Untuk pertumbuhan ini dibutuhkan adanya penyaluran zat asam, asam amino, vitamin dan mineral dari ibu ke janin, dan pembuangan CO2 serta sampah metabolisme janin ke peredaran darah ibu.
Perlu diketahui bahwa plasenta dapat pula dilewati kuman-kuman dan obat-obatan tertentu. Penyaluran zat makanan dan zat lain dari ibu ke janin dan sebaliknya harus melewati lapisan trofoblas plasenta.
Sirkulasi plasenta :
kapilar janin pada percabangan terminal vili korionik (korion frodosum) dibasahi dengan darah maternal dalam sinus darah desidua basalis endometrium uterus.permukaan jaringan janin dan maternal dipisahkan oleh ruang intervilus.
a) Di sisi maternal, darah memasuki ruang intervilus dari ateriol maternal yang terkikis. Darah arteri maternal kaya akan oksigen dan nutrien.
b) Di sisi janin, darah memasiki vili dari arteri umbilikus. Darah arteri umbilikus miskin akan oksigen dan kadar CO2 serta produk buangannya tinggi.
Setelah pertukaran gas, nutrien, dan produk buangan antara darah maternal dan janin dalam kapiler vili, darah kaya oksigen dan nutrien kembali ke janin melalui vena umbilikus. Darah maternal kembali melalui vena uterus.
a) Darah janin dan maternal memiliki hubungan yang dekat, tetapi tidak memiliki hubungan langsung. Perpindahan zat antara darah janin dan maternal adalah melalui difusi, transpor aktif, dan pinositosis.
b) Menjelang akhir kehamilan, plasenta memungkinkan antibodi maternal memasuki sirkulasi janin. Antibodi memberikan imunitas pasif sementara pada janin.
c) Obat-obatan, alkohol, polutan lingkungan, virus, dan agens penyebab penyakit lainnya masuk dengan bebas dari sirkulasi maternal ke sirkulasi janin. Sebagai zat ini disebut teratogen atau agens yang dapat menyebabkan defek lahir.






LIKUOR AMNII ATAU CAIRAN AMNION

Di dalam ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion dan korion terdapat likuor amnii (air ketuban).
Lapisan amnion berasal dari mesoderm ekstra-embrionik dan trofoblas. Bagian ini membentuk langit-langit rongga amniotik yang kemudian terisi cairan amniotik. Pada akhirnya, rongga amniotik akan membesar dan amnion tumbuh untuk membungkus embrio dan korda umbilikus.
Lapisan korion berasal dari trofoblas dan mesoderm ekstra-embrionik yang merupakan membran terluar yang membungkus embrio dan janin yang sedang berkembang.bagian ini membentuk vili korionik, yang kemudian membentuk bagian janin plasenta dan merupakan sumber HCG. Korion berdifusi dengan amnion untuk membentuk kantong yang membungkus embrio dan janin.
Volume likuor amnii atau air ketuban pada kehamilan cukup bulan 1000 – 1500 ml. Warna putih, agak keruh, serta mempunyai bau yang khas, agak amis dan manis. Cairan ini dengan berat jenis 1,008 yang terdiri atas 98% air, sisanya terdiri atas garam anorganik serta bahan organik dan bila diteliti benar, terdapat rambut lanugo, sel-sel epitel dan verniks kaseosa.
Pada air ketuban juga terdapat lesitin dan sfingomielin yang amat penting untuk mengetahui apakah janin mempunyai paru-paru yang sudah siap untuk berfungsi.
Dari mana likuor ini berasal masih belum diketahui secara pasti, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Ada teori yang mengatakan bahwa air ketuban berasal dari lapisan amnion, teori lain mengatakan bahwa air ketuban berasal dari plasenta.
Peredaran likuor amnii dalam plasenta cukup baik. Dalam 1 jam didapatkan perputaran lebih kurang 500 ml. Menurut teori, bayi menelan air ketuban kemudian dikeluarkan melalui kencing. Bila bayi tidak menelan air ketuban ini, maka dapat terjadi janin dengan stenosis sehingga terjadi hidramnion.
Fungsi air ketuban :
1. melindungi janin terhadap trauma dari luar.
2. memungkinkan janin dapat bergerak bebas.
3. melindungi suhu tubuh janin.
4. meratakan tekanan di dalam uterus pada partus, sehingga servix membuka.
5. membersihkan jalan lahir, jika ketuban pecah dengan cairan steril, dan akan mempengaruhi keadaan di dalam vagina, sehingga bayi kurang mengalami infeksi.
http://wakey-smile91.blogspot.com/2010/04/plasenta-dan-cairan-amnion.html




VIII. KESIMPULAN

Marmut adalah sejenis hewan pengerat dari famili Caviidae (bajing) dengan genus Marmota. Marmut umunya hidup di daerah pegunungan, seperti Alpen atau pirenia di Eropa,pegunungan Rocky atau Siera Nevada di Amerika Serikat,dan Kanada bagian utara.
Plasenta atau ari-ari dibentuk dari jaringan ibu, yaitu dari endometrium uterus, dan dari janin, yaitu korion. Plasenta berperan dalam pertukaran gas, untuk memasukkan makanan, dan mengeluarkan sisa metabolisme fetus. 

IX. PERTANYAAN

a) Apakah fungsi cairan amnion dan korion

b) Tuliskan klasifikasi marmut

JAWABAN

- Melindungi janin dari tekanan dan benturan
- Penghasil hormon HCG








b)
Berikut ini adalah klasifikasi dari Marmota
Kingdom Animalia
filum Chordota
Kelas Mammalia
Ordo Rodentia
Famili Caviidae
Genus Cavia
Spesies Cavia cobaya
X. DAFTAR PUSTAKA
Priyadi ,Arif. 2009. Biologi SMA kelas XI. Jakarata: Yudhistira
Pujianto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2. Solo: Platinum
Susilo, 2009. Eksis Buku Ajar Biologi XI Semester II. Surakarta : Citrapustaka
Syamsuri, Istamar. 2006. Biologi 2b Semester II. Jakarta : Erlangga

http://wapedia.mobi/id/klasifika_ilmiah
http://biologi-staincrb.web.id/
http://wakey-smile91.blogspot.com/2010/04/plasenta-dan-cairan-amnion.html


Laporan Praktikum Biologi Marmut
MARMUT (Cavia porcellus)
A.    Latar Belakang
Mamalia merupakan kelompok tertinggi dalam dunia hewan. Disebut  mamalia karena adanya kelenjar mammae (glandula mammae) pada hewan betina yang bersifat aprokin untuk menyusui anaknya. Anggota gerak depan pada mamalia dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali, berenang, dan terbang.
 Salah satu contoh hewan mamalia adalah marmut (Cavia porcellus). Marmut (Cavia porcellusmerupakam anggota mamalia yang berordo rodentia, yaitu ordo hewan pengerat seperti tikus dan kelinci yang mempunyai gigi pemotong seperti pahat dan berguna untuk memotong dan mengerat, tetapi makananya adalah tumbuhan.
Marmut merupakan salah satu hewan yang banyak dipelihara oleh manusia serta dapat digunakan sebagai bahan makanan karena mengandung protein hewani yang berguna bagi pertumbuhan tubuh. Marmot mempunyai glandula mammae yang menghasilkan air susu yang diberikan kepada anak-anaknya. Masa mengandungnya cukup lama yaitu sembilan minggu. Hewan ini paling banyak makan sayur-sayuran tetapi ada juga yang makan rumput.
 Marmot mempunyai suhu tubuh tetap, tidak terpengaruh terhadap lingkungan luar (homoitermis)dimana mereka dapat mempertahankan suhu tubuhnya apabila suhu lingkungan tidak kurang dari 180C dan tidak lebih dari 400karena didukung oleh rambut yang tumbuh diseluruh tubuhnya. Kulit banyak mengandung kelenjar yaitu kelenjar sebacius, keringat, bau, dan susu. Tubuhnya terdiri dari caput, truncus, dan cauda yang dapat dibedakan dengan nyata. Caput dihubungkan oleh truncus dan leher. Hewan ini mempunyai kaki depan yang berjari lima, kaki belakang dengan empat jari dan bercakar, namun tidak memiliki taring. Cavia porcellus mempunyai badan pendek, kuat, dan bertelinga pendek.
Pada praktikum kali ini digunakan Marmut (Cavia porsellus) sebagai preparat karena Marmut mudah didapatkan, secara ekonomis relatif murah, susunan anatominya sudah lengkap sehingga mudah untuk diamati dan mampu mewakili ordo rodentia lainnya.


B.     Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan 1 kali ini adalah untuk melihat anatomi Marmut (Cavia porsellus).
 
 

II.      KERANGKA PEMIKIRAN

Mamalia adalah vertebrata yang tubuhnya tertutupi oleh rambut. Kelenjar mamae dipunyai oleh hewan betina yang tumbuh baik untuk menyusui anaknya. Anggota gerak depan dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang, berenang dan terbang.  Kulitnya terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak (Brotoatmojo, 1990).
Mamalia tubuhnya dapat dibedakan menjadi caput, truncus dan cauda. Caput dihubungkan dengan truncus dan leher. Cauda tidak memiliki homo sapiens ekstern, tetapi masih dimiliki homo sapiens intern yang memiliki vertebrae yang membentuk, walaupun jumlahnya hanya tiga yang mengalami reduksi (Radiopoetro, 1977).
Tubuh mamalia dilindungi oleh rambut-rambut. Kulitnya mengandung bermacam-macam kelenjar, di dalam alveolus yang bentuk dan besarnya berbeda-beda dalam dua induk (heterodon), menggali dan berenang. Jari kaki mempunyai cakar, kuku atau telapak. Jantung terbagi menjadi enpat ruangan dengan sekat-sekat yang sempurna. Lengkung aorta hanya satu, yaitu disebelah kiri. Paru-paru relatif besar dan hanya terdapat dalam rongga dada. Sekat rongga tubuh yaitu diafragma yang terletak antara rongga dan perut (Djuhanda, 1982).
Cavia porcellus termasuk ordo rodentia yang merupakan anggota mamalia yang bagian caecumnya berkembang lebih baik dari semua mamalia yang ada dalam satu spesies, jumlahnya kira-kira mencapai tiga ribu jenis (Moment, 1967).
            Marmut (Cavia porcellus) merupakan hewan pentadactyl (memiliki jari-jari yang bercakar), lengan bawah dapat pronasi dan suprinasi. Hewan ini tidak berekor dan memiliki glandula mamae untuk menyusui anaknya. Uterusnya bertipe duplex, merupakan tipe yang paling primitif dimana bagian kanan dan kiri uterus terpisah oleh adanya vagina pada hewan betina (Radiopoetro, 1986).
Mamalia diduga berasal dari reptil Sinodon (periodik Triassik) yang giginya berdiferensiasi. Ordo paling besar adalah rodentia, misalnya tandir beaver, tikus dan hewan-hewan kecil yang mempunyai gigi seri sebagai gigi pengerat. Kelenjar pada kulit mamalia antara lain sebacius, kelenjar keringat, kelenjar bau, dan kelenjar mamae. Pernafasan dengan pulmo, laring mempunyai tali suara, muscullus diafragmaticus sempurna memisahkan pulmo dan cor dengan rongga abdominalis. Ordo rodentia mempunyai tubuh kecil, beranggota badan, berjari lima dan berkuku (Hidelbrand, 1974).
Telur mamalia berukuran sangat kecil. Sumber makanan embrio berasal dari badan induk yang dilakukan oleh suatu organ pertukaran yaitu placenta dan tali pusar. Sistem sirkulasi induk dengan sirkulasi embrio atau fetus tidak berhubungan langsung. Ketika lahir, anaknya menerima secara terus menerus makanan dari induknya dalam bentuk air susu. Pertukaran udara pada mamalia terjadi di paru-paru disempurnakan oleh gerak rongga dada dan diagframa pada mamalia, septum jantung bersifat sempurna, dan memberi empat kamar yang benar-benar terpisah. Atrium kanan menerima darah miskin oksigen dari badan dan ventrikel kanan memompa darah yang kuat ke paru-paru untuk melepaskan karbondioksida dan mengambil persedian oksigen kembali ke atrium kiri dan dipompa keluar dengan kuat ke semua organ dan jaringan tubuh (Kimball, 1986).
Lidah marmut dilapisi oleh selaput lendir dan tonjolan-tonjolan kecil yang banyak mengandung sel-sel indra perasa yang berhubungan dengan saraf. Caecumnya berfungsi untuk cadangan makanan sementara, sedangkan pankreas berfungsi sebagai kelenjar cerna dan kelenjar buntu yang menghasilkan hormon insulin. Tubuh mamalia pada umumnya dapat dibedakan secara jelas antara caput, cervix, truncus, dan cauda. Mulut, lubang hidung, mata dan lubang telinga pada marmot terdapat pada bagian caput. Telinga marmot dilengkapi daun telinga (pina auricula), pada mulut terdapat labium inferior dan labium superior (Radiopoetro, 1986).


III.             ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA

A.    Alat
Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, gunting, pinset, pisau, dan jarum penusuk.
B.    Bahan
Bahan yang digunakan adalah Marmut (Cavia porcellus), air kran, kloroform, formalin dan tissue.
C.    Cara Kerja
·                     1.      Sebelum dilakukan pembedahan, dibius menggunakan kloroform sampai mati lemas.
·                     2.      Rambut-rambut pada bagian ventral dibasahi agar pada waktu pembedahan rambut-rambut tersebut tidak beterbangan.
·                     3.      Kulit dipotong menggunakan gunting mulai dari posterior di muka penis atau clitoris menuju ke anterior mengikuti garis medioventral badan sampai ke ujung mandibula.
·                     4.      Kulit dibuka ke samping sampai otot-otot daerah abdomen dan thorax terlihat.
·                     5.      Pembedahan daerah abdomen dimulai dari daerah inguinal menuju anterior mengikuti garis medan badan kemudian dilanjutkan ke lateral menyusuri diafragma sehingga otot daerah abdomen dapat dikuakkan dan organ-organ yang ada pada rongga abdomen dapat terlihat.
·                     6.      Pembedahan dilanjutkan dengan pemotongan rusuk-rusuk di kiri sternum, pada bagian anterior sampai daerah ketiak, bagian posterior digunting lateral menyusuri diafragma kemudian bagian-bagian thorax diamati.
·                     7.      Pengamatan pada bagian viscera insitu dapat dilihat dengan jelas dengan cara merentangkan bagian saluran pencernaan dan saluran urogenitalia dari marmut (Cavia porsellus).
·                     8.      Organ-organ yang terlihat diamati dan dituliskan sebagai keterangan pada gambar yang ada pada diktat praktikum.


B.  Pembahasan

Menurut Radipoetro (1977) membagi klasifikasi Cavia porcellus sebagai berikut :
Kingdom         :  Animalia
Phylum            :  Chordata
Subphylum      :  Vertebrata
Superclass       :  Tetrapoda
Class                :  Mammalia
Subclass          :  Theria
Infraclass         :  Eutharia
Ordo                :  Rodentia
Familia            :  Cavia
Species            :  Cavia porcellus
Genus              : Cavia
Species            : Cavia porcellus
Mamalia diduga berasal dari reptil sinodom (periode triasisik) yang giginya berdefferensiasi. Ordo paling besar adalah rodentia, misalnya tandir beaver, tikus dan hewan-hewan kecil yang mempunyai gigi seri sebagai gigi pengerat. Kelenjar pada kulit mamalia antara lain sebacius, kelenjar keringat, kelenjar bau, dan kelenjar mamae. Pernafasan dengan pulmo, laring mempunyai tali suara, muscullus diafragmaticus sempurna memisahkan pulmo dan cor dengan rongga abdominalis. Ordo rodentia mempunyai tubuh kecil, beranggota badan, berjari lima dan berkuku (Hidelbrand, 1974).
Tubuh mamalia bersifat bilateral simetris dengan tulang rangka yang memilik tendo oksipital. Pada rahangnya tertanam gigi yang besarnya berbeda untuk setiap individu. Kaki mamalia beradaptasi untuk berjalan, kompak kenyal dan terletak di rongga dada. Kelenjar mulut mamalia selama masa pertumbuhan embrio sebagian besar dan menggeser dari tempat asalnya menjadi kelenjar monostomatika    (Jasin, 1989).
Klasifikasi Cavia porsellus termasuk ke dalam infraclass eutharia yaitu hewan-hewan yang disebut “mamalia berplasenta”. Istilah ini menyesatkan karena plasenta adalah organ yang menyempurnakan pertukaran fisiologis antara induk dan fetus. Pembuluh-pembuluh darah eutharia terdapat pada selaput allanthois dan beberapa eutharia tidak memiliki peredaran darah allanthois. Cavia porsellus termasuk ordo rodentia, dimana rodentia merupakan salah satu ordo dalam kelas mamalia yang paling besar (Hildebrand, 1974).
Mamalia khususnya marmut mempunyai glandula mamae yang menghasilkan susu yang diberikan kepada anaknya sebagai minuman pertama setelah lahir (Radiopoetro, 1977). Kaki depan bisanya lebih pendek daripada bagian belakang dan berfungsi untuk memegang makanan. Marmut termasuk hewan herbivore dan mempunyai sebuah caecum yang besar yang tumbuh sempurna dan berfungsi untuk menyimpan makanan. Marmut (Cavia porcellus) tubuhnya tersusun oleh caput, cervix, truncus, ekstrimitas posterior dan anterior dan caudal yang tumbuh rudiment. (Manter et.al, 1959). Caput dan truncus dihubungkan oleh cervix (leher). Cavia porcellus juga memiliki pinuae (daun telinga), memiliki denstes invisivus yang terdapat pada tiap belah rahang dan berbentuk pahat, tidak memiliki dentes canini, jumlah dentes premolars dan dentes molars ialah variabel (Walters, 1959). Tubuh marmut diisolasi oleh pembungkus (rambut dan subcutanya yang berlemak), dengan sistem ini maka metabolismenya tinggi dan akibatnya dibutuhkan banyak makan (Jasin, 1989).
Cavia porcellus mempunyai 2 anggota badan. Jantungnya terdiri dari 4 ruang masing-masing terpisah yang terdiri dari 2 atrium dan 2 ventrikel. Cavia porcellus termasuk hewan homoiterm (suhu tubuh tudak dipengaruhi oleh suhu lingkungan). Bagian tubuh luar Cavia porcellus terdiri dari nares externa, labium inferior, labium superior, palpebra superior, membran nictitans, crenalia, dan ekstrimitas caudalis (Radiopoetro, 1986).
Sistem pencernaan Marmut terdiri dari oesophagus, gastrum yang terdiri dari pars cardia, fundus dan pars pylorica, duodenum, jejunum, ileum, caecum (usus buntu), colon (usus besar) yang terdiri dari colon ascendens (yang mengarah ke atas), colon descendens (yang mengarah melintang), colon descendens ( yang mengarah ke bawah) dan colon zigmoideum ( colon terakhir), rectum merupakan usus akhir dari kotoran (feses) yang di keluarkan melalui anus. Hepar ( hati), terdiri dari 7 lobi, menghasilkan cairan empedu melalui ductus hepaticus dan disimpan dalam vesica felea ( kantong empedu). Pancreas, letaknya di antara duodenum yang berbentuk huruf  U. Lien ( limpa) letaknya dekat dengan lambung, berwarna merah seperti keping biji kacang ( Strorer, 1978).
Gastrum pada Cavia porcellus merupakan bentuk kantong sebagai lanjutan dari oesophagus. Lambung dapat dibedakan atas pars cardia yang merupakan tempat muara oesophagus kemudian pars pylorica sebagai bagian akhir yang selanjutnya bersambung dengan duodenum, dimana selain pars cardia dan pars pylorica, ada juga fundus sebagai ruang sebelah caudal dari cardia. Dindingnya banyak mengandung kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan sekresi berupa pepsin dan HCl. Fundus mempunyai lengkung yang kecil disebut curvatura minor dan lengkung yang besar disebut curvatura mayor (Jasin, 1989).
Menurut Harris (1943) dan Jasin (1989) Cavia porcellus mempunyai kelenjar-kelenjar pencernaan yaitu hati dan pankreas. Hati merupakan suatu kelenjar yang besar dan berwarna merah kecoklatan yang terbagi atas beberapa lobi. Tiap lobi terdapat duktus hepatikus yang mengeluarkan sekresi ke vesica felea (kantong empedu). Pankreas terletak antara pars ascendens dan pars descendens dari duodenum berwarna merah muda dan bersaluran membentuk duktus pankreatikus, dimana didalamnya terdapat sel yang disebut insulae langerhensi (Island of Langerhans) yang menghasilkan sekresi (hormon) berupa insulin yang langsung masuk ke pembuluh darah. 
Sistem respirasi Marmut meliputi larynx (lekum), untuk mencegah masuknya cairan atau benda ke dalam trachea ( jalan nafas). Bagian dari larynx terdiri dari epiglottis (kelep lekum), berupa struktur lawan yang terulur dari bagian medio dorsal larynx sebelah anterior. Cartilago thyroidae, lawan larynx yang besar dan bentuknya menyerupai suatu perisai yang berbentuk U. Cartilago crycoidae, letaknya di sebelah poeterior dari cartilago thyroidae dan cartilago crythaenoidae, sepasang rawan-rawan yang agak memanjang. Trachea, tersusun oleh cincin-cincin rawan sebagai lanjutan dari larynx dan pulmo ( paru-paru), merupakan tempat berkumpulnya bronchiolus dan alveoli (Prawirohartono, 1993).
Sistem pernafasan marmut terdiri dari trchea, bronchus, bronchioli dan paru-paru. Trachea disokong oleh cincin-cincin rawan ang terbuka pada bagian dorsalnya, bekerja sebagai jalan nafas, pangkal dari trachea berupa rongga yangdisebut larink, cabang dari trachea adalah brobchioli. Paru-paru terdiri atas beberapa lobi terdapat dalam rongga pleural, selaput yang membungkusnya yang disebut pleura (Djuhanda, 1982).
Sistem urogenitalis pada Cavia porcellus meliputi sistem ekskresi dan sistem genitalia. Sistem ekskresi tersusun atas ginjal, ureter, dan uretra. Sistem genitalia betina pada marmut tersusun atas beberapa organ. Ovariumtuba falopi, oviduct (Weichert, 1984).  Sistem genitalia jantan meliputi testisbulat terdapat dalam scrotum, ductus defferents, epididymiorgan yang melekat pada testis yang tersusun atas caput epididymus, corpus epididymus, dan cauda epididymus dan ductus defferents, berpasangan berjalan ke sebelah dorsal dari vesica urinaria dan bermuara pada urethra di lanjutkan ke dalam penis. (Djuhanda, 1982). Glandul fertilisasi terjadi secara internal. Terdapat sepasang papilla mamae muara glandula mamae tidak mengalami sekresi. Terdapat lekukan pirenium pada bagian belakang penis yang merupakan lekukan yang dalam dan nampak selalu kotor. Lekukan ini merupakan tempat bermuaranya kelenjar bau yang digunakan sebagai tanda pengenal spesies dan hedonik atau pemikat lawan jenis (Brotowidjoyo, 1993).

V.    KESIMPULAN

·                     1.         Marmut (Cavia porcellus) tubuhnya tersusun oleh caput, cervix, truncus, ekstrimitas posterior dan anterior dan caudal yang tumbuh rudiment.
·                     2.        Sistem pencernaan Marmut terdiri dari oesophagus, gastrumusus buntu, usus besar (colon), rectum dan anus.
·                     3.        Marmut (Cavia prosellus) mempunyai kelenjar-kelenjar pencernaan yaitu hati dan pankreas.
·                     4.        Sistem pernafasan marmut terdiri dari trchea, bronchus, bronchioli dan paru-paru.
·                     5.        Sistem urogenitalis pada Cavia porcellus meliputi sistem ekskresi dan sistem genitalia. Sistem ekskresi tersusun atas ginjal, ureter, dan uretra. Sistem genitalia betina pada marmut tersusun atas beberapa organ. Ovariumtuba falopi, oviduct. Sistem genitalia jantan meliputi testisductus defferents, epididymis.

LOBORATORIUM PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Marmut (Cavia cobaya) merupakan hewan dari kelas mamalia yang berdarah panas (homoiterm). Suhu tubuhnya tetap tidak terpengaruh olehlingkungannya. Mamalia itu sendiri dari bahasa latin yaitu mammae yang berarti buah dada, sehingga setiap hewan kelas ini mempunyai kelenjar susu. Kelenjar susu akan berkembang dan fungsi sekresinya akan meningkat pada hewan betinadewasa. Susu dikeluarkan melalui kelenjar yang ada di glandula mamae. Kulityang menutupi mamalia terdiri atas dua lapisan yaitu corium (di sebelah dalam)dan epidermis (sebelah luar). Marmut mempunyai sifat yang spesifik yaitu mempunyai ekor yang menonjol, pada waktu lahir anak marmut mirip marmut dewasa karena sudah berambut danmatanya sudah terbuka. Ciri lain yang membedakan dengan hewan lain adalah pada jantung mamalia dewasa mempunyai dua ventrikel yang berfungsi untuk memompa darah, dengan dinding yang sengat tebal dan dua atrium. Bagian yang menarik pada marmut adalah cara hewan ini untuk menarik lawan jenisnya, yaitu dengan cara menyebarkan bau yang dihasilkan dari kelenjar yang terdapat pada lekuk pirenium yang letaknya posterior dari penis ayau vulva, peristiwa inidisebut hedonik. Praktikum ini menggunakan marmut sebagai salah satu spesies yang mewakili mamalia karena selain mudah didapat, susunan tubuh marmut mudah dipelajari,demikian juga fisiologinya dapat ditunjukan. Cara hidupnya sederhana dan mudah diamati.
1.2. Acara
Acara dalam praktikum kali ini ada dua, yaitu :
1. Studi tentang bentuk luar tubuh merpati Cavia cobaya (Inspectio)
2. Studi tentang topografi alat-alat Visceral merpati Cavia cobaya (Sectio)
1.3. Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan, yaitu :
1. Agar dapat mengidentifikasi bentuk luar tubuh Cavia cobaya.
2. Agar dapat mengidentifikasi topografi alat – alat visceral Cavia cobaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Marmut digolongkan sebagai hewan pengerat yang memakan tumbuh-tumbuhan dan memiliki gigi pemotong seperti pahat yang berguna untuk memotong dan mengerat. Membrana nictitans terdapat pada sudut mata. Lubang telinga luar dilengkapi dengan daun telinga. Struktur kelenjar susu terletak di lipatan paha, alat-alat kelamin luar dan tungkai terdapat pada badannya. Tungkai depan berjari tiga dan tungkai belakang berjari empat. (Pratigno, 1982).
Cavia cobaya termasuk ordo Rodentia yang merupakan anggota mamalia yang bagian caecumnya berkembang lebih baik dari semua mamalia yang ada dalam satu spesies, jumlahnya kira-kira mencapai tiga ribu jenis. (Jasin, 1989).
Marmut termasuk mamalia, yaitu hewan yang memiliki kelenjar mamae untuk menyusui anaknya sebagai makanan pertama setelah mereka dilahirkan. Ciri lain yang khas dari mamalia adalah tubuhnya dilindungi oleh rambut, kulit mengandung bermacam-macam kelenjar, jari kaki mempunyai cakar, kuku, dan telapak. Kaki beradaptasi untuk berjalan, memanjat, menggali tanah, loncat. Marmut merupakan hewan berdarah panas. (Brotowidjoyo, 1993).
Mamalia mempunyai tubuh berbentuk bilateral simetris dengan tulang rangkayang mempunyai kendio okspital, pada rahangya terdapat gigi yang bentuk dan besarnya berbeda untuk setiap individu. Kaki teradaptasi untuk berjalan,memanjat, menggali tanah, serta berenang sehingga kakinya mempunyai cakar, kuku, dan telapak. Jantung mempunyai empat ruang dengan sekat yang sempurna, aortanya hanya terdapat di sebelah kiri. Ukuran paru-paru relatif besar, kompak dan kenyal yang terdapat pada rongga dada. (Djuhanda, 1982).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
2.1. Alat Dan Bahan
a. Alat b. Bahan
1. Botol pembius 1. Marmut (Cavia cobaya)
2. Baki bedah 2. Kapas
3. Alat bedah 3. Kloroform/Eter (pembius)
4. Pisau
2.2. Cara Kerja
a. Kegiatan Inspectio
1) Menggambar bentuk luar tubuh preparat, sehingga menjadi jelas informasi mengenai bentuk tubuh, pembagian wilayah tubuh, dan alat-alat tubuh yang tampak dari luar.
2) Memberi keterangan lengkap bagian-bagian dari :
 Caput : rima oris, vibrissae, nares, organon visus, dan bagian-bagiannya, auriculae, dan porus austicus externus, rambut-rambut, dan sebagainya.
ü
 Cervix.
ü
 Truncus : torax, dorsum, abdomen, glutea, perineum, extremitas liberi.
ü
 Cauda : apabila ada.
ü
3) Melengkapi pengamatan inspectio terhadap masing-masing bagian organ secara detil.
b. Kegiatan Sectio
1) Mematikan dahulu preparat dengan uap chloroform/eter sebagai pembius, atau menyembelihnya dengan meggunakan pisau tajam dengan mengusahakan jangan sampai banyak alat tubuh yang rusak.
2) Sebelum membedah, rambut di daerah ventral perut, dada dan leher diusap dengan air.
3) Melakukan pembendahan di atas papan bedah/bak parafin. Pengguntingan awal dilakukan di depan penis (bila jantan) / clitoris (bila betina) ke arah cranial sampai depat mandibula. Kulit disisit dengan pisau agar terlepas dari jaringan otot di bawahnya. Memperhatikan adanya glandula mammae dan linea alba. Pembedahan selanjutnya dilakukan terhadap jaringan otot secara bertahap. Tahap pertama melakukan pembedahan cavum abdominale dengan cara menggunting otot di tengan lipat paha sampai diafragma. Selanjutnya melakukan pengguntingan ke lateral menyusul diafragma, demikian pula selanjutnya di bagian lipat paha. Tahap ke dua membedah cavum thoraces, dengan cara mula-mula melepaskan otot-otot yang melekat costae. Selanjutnya mulai dari medial melakukan pengguntingan ke lateral tubuh. Dari sini melakukan pengguntingan costae ke cranial. Melakukan dengan hati-hati jangan sampai mengenai pembuluh darah bagian ketiak, serta alat dalam yang lain.
4) Mengamati situs viscerum (alat dalam) Cavia cobaya dari facies ventralis; menentukan jenis kelaminnya. Selanjutnya menggambar dan memberi keterangan secara lengkap istilah latin diikuti istilah indonesianya. : cor, pulmo, hepar, vesica felea, gonade jantan/betina dan bagian-bagiannya, intestinum, ren, lien, anus, dll.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
3.1. Data Hasil Pengamatan
Data hasil pengamatan berupa gambar di akhir halaman.
3.2. Pembahasan
Klasifikasi dari Marmut (Cavia cobaya) yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Subkelas : Placentalia
Ordo : Rodentia
Subordo : Simplicidentata
Famili : Caviidae
Genus : Cavia
Spesies : Cavia cobaya
Hasil yang diperoleh dari pengamatan morfologi marmut (Cavia cobaya), bahwa struktur morfologi tubuh marmut terdiri :
a. Kepala (caput)
Pada bagian caput terdapat rima oris (celah mulut) yang dibatasi oleh labium (bibir) dan terdiri dari labium superior (bibir atas) dan labium inferior (bibir bawah). Di atas mulut terdapat nares anteriores (lubang hidung luar) yang merupakan dua celah condong. Organon visus (mata) dilindungi oleh kelopak mata atas (pelpebrae superior atau frontalis) dan kelopak mata bawah (palpebrae inferior). Di sekitar moncong dan mata terdapat vibrissae berupa rambut-rambut kasar dan panjang. Umumnya memiliki rambut halus, membrane nictitans pindah di sudut dekat hidung dari biji mata atau sering sudah disebut pilica seminularis. Di belakang organon visus terdapat pinna auricularis (daun telinga) sebagai corong dari porus acusticus externa (lubang telinga luar) yang selanjutnya ke alat pendengar.
b. Leher (cervix)
c. Badan (truncus)
Bagian truncus terdiri atas dada, dan bagian perut. Pada bagian perut di daerah lipatan paha terdapat sepasang puting susu. Bagian-bagian yang lain yaitu:
• Anus, merupakan lubang pelepasan dari saluran pencernaan makanan.
• Lekuk perineum, terletak di depan anus. Tempat bermuaranya kelenjar perineum yang gatahnya berbau khas dalam merangsang birahi (hedonic).
• Pada hewan betina terdapat vulva, yaitu daerah alat kelamin betina externa yang dibatasi oleh labium mayor dan labium minor; terdapat clitoris, yang merupakan penis yang rudimenter dan pada kepalanya terdapat lubang urine yang disebut orificium clitoridae; lubang vagina, tempat masuknya penis pada waktu kopulasi yang tentang lewatnya bayi pada saat melahirkan.
• Pada hewan jantan, di daerah perineum terdapat: penis, sebagai alat kopulasi. Ujung penis disebut kepala penis yang ditutupi oleh kulit lepas yang disebut preputium. Pada ujung kepala penis terdapat lubang untuk urine dan sperma yang disebut orificium urethrae. Scrotum atau kantung testis baru tampak jelas bila dilakukan pemijitan pada bagian lateral penis ke arah posterior.
d. Anggota gerak (Extremitas)
Cavia memiliki anggota gerak depan (extremitas anterior atau cranialis) yang berjari empat dan anggota gerak belakang (extremitas posterior atau caudalis) yang berjari 3.
 Extremitas cranialis terdiri dari:
Ø
- Brachium (lengan atas) berupa humerus.
- Antibracium (lengan bawah) berupa radius dan ulna.
- Manus (tangan) berupa digiti yang berupa ossa carpalia (tulang pergelangan tangan), ossa metacarpalia (tulang telapak tangan) dan phalangus (ruas jari-jari).
- Cingulum pelvicus berupa tulang pinggul yang menempel secara kokoh ada sacrum dan masing-masing setengah tulang pinggul itu terdiri atas: os ichium (sebelah posterior) dan os pubic (sebelah ventral). Pertemuan ketiga tulang itu membentuk manglokan yang terkenal sebagai anterior dorsalis bersatu secara senyawa, disebelah ventral dibagian vertebrae.
 Extremitas caudalis terdiri dari:
Ø
- Femur sebagai tungkai atas.
- Crus sebagai tungkai bawah terdiri atas tulang tibia dan fibula.
- Pes (kaki) terdiri atas ossa tersalia (tulang pergelangan tangan), ossa metacarpalia (telapak kaki) dan phalangus (ruas jari-jari). Jari ada yang berfucula (cakar) dan berunggula (telacak).
Pada bagian dalam (anatominya) marmut (Cavia cobaya) hasil pengamatan kami terdapat usus besar (colon) terbagi atas 4 bagian yaitu colon ascenden yaitu usus yang menghadap ke atas, colon transpersum yaitu usus yang melintang/ lekukan prepaterium, colon descenden yaitu usus yang paling ujung berbatasan dengan usus buntu/mengarah ke bawah, dan colon sigmoedeus yaitu usus yang berhubungan dengan sistem pengeluaran. Dalam tubuh marmut juga terdapat paru-paru (pulmo); hati; lambung; pankreas; usus halus; caecum; rectum; jantung yang terdiri dari dua atrium dan dua ventrikel, yang terbagi terdiri dari 3 bagian yaitu pascodia, fundus, dan paspilorica, penis dan prepatium (perpanjangan selaput penis/testis); dan anus. Adapun fungsi-fungsi organ tersebut menjalankan berbagai sistem seperti sistem pencernaan, sistem sirkulasi, sistem respirasi, sistem ekskresi, sistem genitalia, antara lain:
a. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan marmut (Cavia cobaya) terdiri dari Traches Digestivus yaitu esophagus, ventriculus, duodenum, intestinum tenue, coecum, taenia, haustra, incisura, intestinum crassum, rectum, dan anus. Dan Glandula Digestoria yang terdiri dari hepar, vesic fellea, pancreas, ductus choleclochus, ductus hepaticus, dan ductus cysticus.
b. Sistem Sirkulasi
Sistem Sirkulasi terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Jantung berbilik empat pada Marmut mempunyai dua atrium dan dua ventrikel yang terpisah secara sempurna. Terdapat sirkulasi ganda (sirkuit sistemik dan pulmoner) yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Pengiriman oksigen ke seluruh tubuh akan semakin meningkat karena tidak ada pencampuran darah yang kaya akan oksigen dengan yang miskin oksigen, jadi lebih sempurna dari reptile. Sebagai hewan endotermik, memerlukan lebih banyak oksigen per gram bobot tubuhnya dibandingkan dengan vertebrata lain dengan ukuran tubuh yang sama.
c. Sistem Respirasi
Sistem ini terdiri dari cor, pulmo, bronchus, trachea, larynx, glandula sublingualis, glandula submandibularis, glandula parotis. Alur-alur hidung mengandung tulang-tulang turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori. Laring beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru masing-masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan elevasi dari tulang-tulang iga (dengan gerakan melengkung keluar).
d. Sistem Ekskresi
Ginjal berbentuk seperti biji kacang, ruang median ginjal yang disebut pelvis renalis berhubungan dengan kandung kemih melalui ureter. Dari kandung kemih mengeluarkan uretra yang akan mngeluarkan urin melalui saluran urin. Mammalia dominan sudah memiliki saluran yang terpisah, tidak seperti hewan vertebrata lain yang menggunakan kloaka. Marmut memiliki saluran pembuangan sisa pencernaan melalui anus, urin melalui uretra, dan saluran reproduksi melalui vagina dan penis.
e. Sistem Genitalia
Sistem ini terdiri dari Glandula Mammae, Fermur, Kepala susu, Batang penis, Clitosis, Lekuk perineum, Lubang vagina, Anus, dan Skrotum. Organ genitalia pada marmut betina terditi dari vulva yaitu suatu celah yang dibatasi oleh dua buah bibir , yaitu labium major dan labium minor. Di suatu cranial pada kedua labium tersebut terdapat suatu tonjolan yang disebut clitosis. Sedangkan organ genital pada marmot jantan yaitu penis yang merupakan alat copulation dan scrotum yang berbentuk menyerupai kantung yang di dalamnya terdapat testis.
3.3. Tugas Diskusi
A. Pertanyaan
1. Berikan alasan apa sebab marmut berada dalam susunan sistematika seperti di atas. Jelaskan masing-masing alasannya !
2. Buatlah klarifikasi sistem-sistem organ tubuh marmut, sesuai temuan organ ketika pengamatan struktur tubuhnya !
3. Adakah perbedaannya terhadap jenis mammalia yang lain ? Jelaskan !
4. Adakah persamaannya terhadap jenis mammalia yang lain ? Jelaskan !
B. Jawaban
1. Alasan marmut (Cavia cobaya) dimasukkan dalam klasifikasi diatas adalah :
a) Marmut dimasukkan ke dalam filum Chordata, karena marmut memiliki chorda dorsalis.
b) Marmut dimasukkan ke dalam subfilum Vertebrata, karena marmut memiliki ruas tulang belakang mulai dari kepala sampai bagian belakang dan ruas tulang belakangnya mengalami penulangan dan bersegmen-segmen.
c) Marmut dimasukkan ke dalam kelas Mammalia, karena marmut merupakan hewan yang mempunyai kelenjar susu.
d) Marmut dimasukkan ke dalam ordo Rodentia, karena marmut termasuk dalam hewan pengerat.
e) Marmut dimasukkan ke dalam famili Caviidae, karena marmut termasuk keluarga marmut.
f) Marmut dimasukkan ke dalam genus Cavia, karena marmut memiliki sifat mammalian pengerat, dan tubuhnya berambut.
2. Klarifikasi marmut terdiri dari morfologi (inspectio) dan anatomi (sectio) yang terdiri :
System morfologi tubuh marmut terdiri dari caput (kepala), cerviks (leher), truncus (badan),ekstrimitas anterior (kaki depan) dengan empat buah digiti, ekstrimitas posterior (kaki belakang) dengan lima digit, dan cauda yang tumbuh rudiment.
Pada bagian dalam (anatominya) marmut (Cavia cobaya) hasil pengamatan kami terdapat usus besar (colon) terbagi atas 4 bagian yaitu colon ascenden yaitu usus yang menghadap ke atas, colon transpersum yaitu usus yang melintang/ lekukan prepaterium, colon descenden yaitu usus yang paling ujung berbatasan dengan usus buntu/mengarah ke bawah, dan colon sigmoedeus yaitu usus yang berhubungan dengan sistem pengeluaran. Dalam tubuh marmut juga terdapat paru-paru (pulmo); hati; lambung; pankreas; usus halus; caecum; rectum; jantung yang terdiri dari dua atrium dan dua ventrikel, yang terbagi terdiri dari 3 bagian yaitu pascodia, fundus, dan paspilorica, penis dan prepatium (perpanjangan selaput penis/testis); dan anus. Adapun fungsi-fungsi organ tersebut menjalankan berbagai sistem seperti sistem pencernaan, sistem sirkulasi, sistem respirasi, sistem ekskresi, sistem genitalia, antara lain:
a. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan marmut (Cavia cobaya) terdiri dari Traches Digestivus yaitu esophagus, ventriculus, duodenum, intestinum tenue, coecum, taenia, haustra, incisura, intestinum crassum, rectum, dan anus. Dan Glandula Digestoria yang terdiri dari hepar, vesic fellea, pancreas, ductus choleclochus, ductus hepaticus, dan ductus cysticus.
b. Sistem Sirkulasi
Sistem Sirkulasi terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Jantung berbilik empat pada Marmut mempunyai dua atrium dan dua ventrikel yang terpisah secara sempurna. Terdapat sirkulasi ganda (sirkuit sistemik dan pulmoner) yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Pengiriman oksigen ke seluruh tubuh akan semakin meningkat karena tidak ada pencampuran darah yang kaya akan oksigen dengan yang miskin oksigen, jadi lebih sempurna dari reptile. Sebagai hewan endotermik, memerlukan lebih banyak oksigen per gram bobot tubuhnya dibandingkan dengan vertebrata lain dengan ukuran tubuh yang sama.
c. Sistem Respirasi
Sistem ini terdiri dari cor, pulmo, bronchus, trachea, larynx, glandula sublingualis, glandula submandibularis, glandula parotis. Alur-alur hidung mengandung tulang-tulang turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori. Laring beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru masing-masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan elevasi dari tulang-tulang iga (dengan gerakan melengkung keluar).
d. Sistem Ekskresi
Ginjal berbentuk seperti biji kacang, ruang median ginjal yang disebut pelvis renalis berhubungan dengan kandung kemih melalui ureter. Dari kandung kemih mengeluarkan uretra yang akan mngeluarkan urin melalui saluran urin. Mammalia dominan sudah memiliki saluran yang terpisah, tidak seperti hewan vertebrata lain yang menggunakan kloaka. Marmut memiliki saluran pembuangan sisa pencernaan melalui anus, urin melalui uretra, dan saluran reproduksi melalui vagina dan penis.
e. Sistem Genitalia
Sistem ini terdiri dari Glandula Mammae, Fermur, Kepala susu, Batang penis, Clitosis, Lekuk perineum, Lubang vagina, Anus, dan Skrotum. Organ genitalia pada marmut betina terditi dari vulva yaitu suatu celah yang dibatasi oleh dua buah bibir , yaitu labium major dan labium minor. Di suatu cranial pada kedua labium tersebut terdapat suatu tonjolan yang disebut clitosis. Sedangkan organ genital pada marmot jantan yaitu penis yang merupakan alat copulation dan scrotum yang berbentuk menyerupai kantung yang di dalamnya terdapat testis.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Tubuhnya diliputi oleh kulit yang berambut. Marmut mempunyai telinga yang pendek dan tidak memiliki ekor. Pada bagian dalam (anatominya) marmut (Cavia cobaya) hasil pengamatan kami terdapat usus besar (colon) terbagi atas 4 bagian yaitu colon ascenden yaitu usus yang menghadap ke atas, colon transpersum yaitu usus yang melintang/ lekukan prepaterium, colon descenden yaitu usus yang paling ujung berbatasan dengan usus buntu/mengarah ke bawah, dan colon sigmoedeus yaitu usus yang berhubungan dengan sistem pengeluaran. Dalam tubuh marmut juga terdapat paru-paru (pulmo); hati; lambung; pankreas; usus halus; caecum; rectum; jantung yang terdiri dari dua atrium dan dua ventrikel, yang terbagi terdiri dari 3 bagian yaitu pascodia, fundus, dan paspilorica, penis dan prepatium (perpanjangan selaput penis/testis); dan anus. Adapun fungsi-fungsi organ tersebut menjalankan berbagai sistem seperti sistem pencernaan, sistem sirkulasi, sistem respirasi, sistem ekskresi, sistem genitalia, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, D.M. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda., Tatang. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan 1. Amrico, Bandung.
Jasin, Maskoeri. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Jaya, Surabaya.
Pratigno, S. 1982. Makhluk Hidup II. Intan Pariwara, Jakarta.

Storer dan Usinger (1957) mengklasifikasikan Marmut (Cavia porcellus) sebagai berikut :
Phylum            : Chordata
Sub phylum     : Vertebrata
Class                : Mamalia
Ordo                : Rodentia
Familia            : Cavidae
Genus              : Cavia
Spesies            : Cavia porcellus
Hasil pengamatan anatomi Marmut, didapatkan hasil bahwa tubuh Marmut terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hildebran (1995), bahwa tubuh Marmut dibungkus oleh kulit yang berbulu dan terdiri atas caput, cervix, truncus dan cauda yang tumbuh rudimenter. Caput terdiri atas rima oris yang dibatasi oleh labium superior dan labium inferior. Organon visus memiliki pelpebra superior dan pelpebra inferior. Pada bagian belakang organon visus terdapat pina auricula (daun telinga) sebagai corong dari porus austicus externa yang selanjutnya ke alat pendengaran.
Menurut Brotowidjoyo (1990) Marmut (Cavia porcellus) termasuk mamalia yaitu hewan yang memiliki kelenjar mammae untuk menyusui anaknya sebagai makanan pertama setelah mereka dilahirkan. Ciri lain dari mamalia adalah tubuhnya dilindungi oleh rambut, kulit mengandung bermacam-macam kelenjar, jari kaki mempunyai cakar, kuku dan telapak.Jantung beruang empat dengan sekat-sekat yang sempurna, lengkung aorta hanya satu yaitu pada sebelah kiri, paru-paru relatif besar dan kenyal terdapat di rongga dada.  
Sistem pencernaan pada Marmut antara lain terdiri atas oesophagus, lambung dan usus. Oesophagus terletak di sebelah dorsal dari trachea, melewati rongga dada kemudian menembus diafragma untuk masuk masuk ke lambung. Lambung terletak di belakang diafragma sebelah kiri rongga abdomen. Usus terletak sesudah lambung, dapat dibedakan menjadi usus halus dan usus kasar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu duodenum, jejunum dan illeum yang batasnya tidak dapat dibedakan. Lambung dan duodenum dihubungkan dengan suatu lubang yang disebut pyrolus yang dindingnya terdiri dari otot sfingster yang dapat membuka dan menutup, sedangkan usus kasar terdiri dari caecum, colon dan rectum yang berakhir pada anus (Djuhanda, 1980).
Sistem ekskresi pada Marmut (Cavia porcellus) dibangun oleh sepasang ginjal yang berwarna merah tua, berbentuk seperti kacang, terletak di sebelah dorsal dari rongga abdomen dan saluran pelepasan yang merupakan bagian medial ginjal yang berupa hilus tempat keluarnya urin. Kelanjutan dari ginjal adalah ureter, yaitu saluran yang bermuara pada vesica urinaria yang merupakan tempat penampungan urin sementara. Akhirnya urin dikeluarkan melalui urethra ke luar tubuh (Jasin, 1989).
Sistem genitalia Marmut jantan dibangun oleh sepasang testis yang bentuknya bulat telur berwarna putih, terletak dalam rongga perut. Epididymis terdiri dari caput, corpus dan cauda epididymis. Ductus defferens berupa saluran berjalan di sebelah dorsal dari kantung urin dan bermuara pada ductus spermaticus yang terdapat pada batang penis (Storer dan Usinger, 1961). Terdapat sepasang papilla mammae dan muara glandula mammae diantara kaki belakangnya, namun pada hewan jantan, glandula mammae tidak mengalami sekresi. Terdapat lekukan pirenium pada bagian belakang penis yang merupakan lekukan yang dalam dan nampak selalu kotor. Lekukan ini merupakan tempat bermuaranya kelenjar bau yang digunakan sebagai tanda pengenal spesies dan hedonik atau pemikat lawan jenis (Brotowidjoyo, 1993).
Menurut Pratiwi (1996) sistem genitalia Marmut betina terdiri dari ovarium. Ovarium pada marmut berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak dan terletak di dalam rongga pelvis. Pada mamalia yang lain ductus muller membentuk oviduct, uterus dan vagina. Bagian anterior oviduct (tuba falopii) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga selom. Ada 4 macam tipe uterus:
-Dupleks; uterus kanan dan kiri terpisan dan bermuara secara terpisah ke vagina.
-Bipartil; uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satu
  lubang.
-Bikornuat; bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke-
 vagina dengan satu lubang.
-Simpleks; semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Marmut terdiri dari kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus) dan ekor yang rudimenter.
2.      Sistem pencernaan Marmut terdiri dari oesophagus, lambung dan usus. Usus pada Marmut terdiri dari dua yaitu usus halus dan usus kasar. Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum dan illeum. Usus kasar terdiri dari caecum, colon dan rectum.
3.      Sistem ekskresi pada Marmut dibangun oleh sepasang ginjal, ureter, vesica urinaria, urethra dan anus.
4.      Sistem genatalia Marmut jantan dibangun oleh sepasang testis, epididymis, ductus defferens dan ductus spermaticus.
5.      Sistem genetalia Marmut betina dibangun oleh ovarium yang berjumlah sepasang, oviduct, uterus dan vagina
6.      Marmut termasuk dalam kelas mamalia, dimana hewan ini memiliki ciri yang khas yaitu memiliki kelenjar mammae, selain itu juga tubuhnya ditutupi oleh rambut, kulitnya mengandung bermacam-macam kelenjar, jari kakinya memiliki cakar, kuku dan telapak.

DAFTAR REFERENSI
Brotoatmojo, M. D. 1990. Zoologi Dasar.  Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Brotowidjoyo, D. M. 1990. Zoologi Umum. Erlangga, Jakarta.
Brotowidjoyo, D. M. 1993. Zoology Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda, T. 1980. Anatomi dari 4 Spesies Hewan Vertebrata. Armico, Bandung.
Hildebrand, M. 1995. Analisis of Vertebrata Structure. John Wiley and Son Inc., New York.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Jaya, Surabaya.

Moments, B. G. 1967. General Zoology. Houghton Mifflin company, Boston.

Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Pratiwi, D. A. 1996. Biologi 2. Erlangga, Jakarta.

Storer, T. I. dan Usinger, R. L. 1957. General Zoology. Mc Graw-Hill Company Inc., New York.

Storer dan Usinger. 1961. Element of Zoology. Mc Graw-Hill Book Company, New York.
                                                                                                    


AR BELAKANG
Kerajaan binatang memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan yang terdapat di muka bumi ini. Tingkatan tertinggi pada kerajaan binatang tersebut adalah mamalia. Pada umumnya , semua jenis mamalia memiliki rambut yang menutupi tubuhnya. Jumlah rambut tersebut berbeda-beda antara spesies yang satu dengan yang lain. Ada spesies yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh rambut dan ada pula spesies yang hanya memiliki rambut di tempat-tempat tertentu pada bagian tubuhnya. Mamalia merupakan hewan yang bersifat homoioterm atau sering disebut hewan berdarah panas. Hal ini dikarenakan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. 
Sebutan mamalia sendiri berasal dari keberadaan glandula (kelenjar) mamae pada tubuh mereka yang berfungsi sebagai penyuplai susu. Seperti yang kita ketahui bahwa mamalia betina menyusui anaknya dengan memanfaatkan keberadaan kelenjar tersebut. Walupun mamalia jantan tidak menyusui anaknya, bukan berarti mereka tidak memiliki kelenjar mamae. Semua mamalia memiliki kelenjar mamae , tetapi pada mamalia jantan kelenjar ini tidaklah berfungsi sebagaimana pada mamalia betina.
Praktikum ini menggunakan marmut sebagai salah satu spesies yang mewakili mamalia karena selain mudah didapat, susunan tubuh marmut mudah dipelajari, demikian juga fisiologinya dapat ditunjukan. Cara hidupnya sederhana dan mudah diamati.
Marmot (Cavia cobaya) merupakan hewan dari kelas mamalia yang berdarah panas (homoiterm). Suhu tubuhnya tetap tidak terpengaruh oleh lingkungannya. Mamalia itu sendiri dari bahasa latin yaitu mammae yang berarti buah dada, sehingga setiap hewan kelas ini mempunyai kelenjar susu. Kelenjar susu akan berkembang dan fungsi sekresinya akan meningkat pada hewan betina dewasa. Susu dikeluarkan melalui kelenjar yang ada di glandula mamae. Kulit yang menutupi mamalia terdiri atas dua lapisan yaitu corium (di sebelah dalam) dan epidermis (sebelah luar).
Marmot mempunyai sifat yang spesifik yaitu mempunyai ekor yang menonjol, pada waktu lahir anak marmut mirip marmut dewasa karena sudah berambut dan matanya sudah terbuka. Ciri lain yang membedakan dengan hewan lain adalah pada jantung mamalia dewasa mempunyai dua ventrikel yang berfungsi untuk memompa darah, dengan dinding yang sengat tebal dan dua atrium. Bagian yang menarik pada marmut adalah cara hewan ini untuk menarik lawan jenisnya, yaitu dengan cara menyebarkan bau yang dihasilkan dari kelenjar yang terdapat pada lekuk pirenium yang letaknya poeterior dari penis ayau vulva, peristiwa ini disebut hedonik.
Klasifikasi dari marmut (Cavia cobaya) menurut Storer dan Usinger (1961) adalah sebagai berikut :
Phylum                        : Chordata
Sub phylum                 : Vertebrata
Class                            : Mammalia
Ordo                            : Rodentia
Familia                        : Cavidae
Genus                          : Cavia
Spesies                        : Cavia porcellus.
1.2  TUJUAN PRAKTIKUM
1.      Agar dapat mengidentifikasi bentuk luar tubuh Cavia cobaya.
2.      Agar dapat mengidentifikasi topografi alat-alat visceral Cavia cobaya.
1.3  HARI, TANGGAL PRAKTIKUM
Senin, 27 november 2011.


   
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Djuhanda (1982:52)menyatakan bahwa mamalia mempunyai tubuh berbentuk bilateral simetris dengan tulang rangka yang mempunyai kendio okspital, pada rahangya terdapat gigi yang bentuk dan besarnya berbeda untuk setiap individu, bibir atas dan bawah bercelah di tengah-tengah sehingga gigi serinya dapat terlihat dari luar. Kaki teradaptasi untuk berjalan, memanjat, menggali tanah, serta berenang sehingga kakinya mempunyai cakar, kuku, dan telapak. Jantung mempunyai empat ruang dengan sekat yang sempurna, aortanya hanya terdapat di sebelah kiri. Ukuran paru-paru relatif besar, kompak dan kenyal yang terdapat pada rongga dada.
Sukiya (2005: 93) menyatakan bahwa asal usul Mamalia adalah dari bangsa reptil, Mamalia memiliki karakter struktural yang membedakan dari kehidupan vertebrata lain. Ciri utama dari Mamalia adalah adanya kelenjar susu, yang berfungsi sebagai sumber makanan untuk anaknya. Kelenjar lain yang biasa ditemukan adalah kelenjar minyak (sebasea) dan kelenjar keringat (sudorifera). Rambut tumbuh selama periode tertentu dalam hidupnya, meskipun berkurang atau tidak ada sama sekali pada stadium tua seperti pada paus. Mamalia berisfat endotermis karena memiliki mekanisme internal pengontrol suhu tubuh.
Wideowati (2005: 50) menytakan bahwa Cavia cobaya seluruh tubuhnya di tutupi oleh rambut yang merupakan untuk ciri khas hewan mamalia. Tubuh marmut dapat di bedakan antara bagian-bagian caput, cervix, truncus dengan exstrimitas liberaenya berupa dua pasang kaki, dan cauda sebagai bagian tubuh yang paling distal. Sehingga binatang ini di masukkan ke dalam golongan terapoda (berkaki emapat). Bagian caput terdiri dari rima oris, nares, organon visus, auriculae, dan porus acusticus externus. Untuk truncus terdiri dari thorax, dorsum, abdomen, glutea, perineum, dan cauda.
 Brotowidjoyo (1989:232) menyatakan bahwa mamalia yang betina memeiliki kelenjar mamae (air susu) yang tumbuh baik. Anggota gerak depan pada mamalia dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang, berenang dan terbang. Pada jari-jarinay terdapat kuku, cakar, atau track. Pada kulit terdapat banyak kelenjar minyak dan keringat. Gigi umumnya terbahi menjadi 4 tipe, yaitu  gigi seri, taring, premolar, dan molar. Respirassi melalui paru-paru yang mengandung banyak bagian kecil –kecil. Tiap paru-paru berada di dalam ruang plureal. Ada 2 fragma muscular. Pada laring terdapat pita suara.
Ali (2007) meyatakan bahwa rongga mulut pada marmut (Cavia cobaya)dibentuk oleh atap dan dasar, atap terdiri atas palatum durun yang berupa langit-langit keras disebelah anterior dan palatum molle yang merupakan langit-langit lunak dan didalam rongga mulut terdapat gigi yang tertanam dalam alveolus (lubang dalam rahang). Gigi pada marmut (Cavia cobaya)berfungsi untuk memotong atau mengerat makanan.Lidah mempunyai papila perasa. Terdapat 4 pasang kelenjar ludah, yaitu parotid, infraorbital, submaxilari dan sublingual. Terdapat kandung empedu dengan saluran getah pankreas yang bermuara kedalam  duodenum. Sekum (caecum) bedar berdinding tipis, panjangnya kira-kira 50 cm dengan apendiks fermiformis (umbai cacing) yang bentuknya seperti jar.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
Alat     : seperangkat alat bedah, meja paraffin
Bahan  : marmot , klorofrom, kapas
3.2 CARA KERJA
Acara 1. Studi tentang bentuk luar tubuh Cavia cobaya (inspection)
1.      Menggambar bentuk luar tubuh preparat, sehingga menjadi  jelas informasi mengenai bentuk luar tubuh, pembagian wilayah tubuh dan alat-alat tubuh bagian luar.
2.      Memberi keterangan lengkap, bagian-bagian dari:
a.       Caput: rima oris, narea anteriores, organo visus dan bagian-bagiannya, auriculae dan porus auristicusexternus, rambut-rambut, dan sebagainya.
b.      Cervix
c.       Truncus: torax, dorsum, abdoment, glutea, perineum, extermitas liberi.
d.      Cauda bila ada
3.      Melengkapi pengamatan inspection terhasap masing-masing organ secara detail.
Acara 2. Studi tentang tropografi alat-alat visceral Cavia cobaya (sectio)
1.      Mematikan dahulau preparat dengan uap klorofrom sebagai pebius atau menyembelihnya dengan menggunakan pisau tajam dengan mengusahakan jangan sampai banyak alat tubuh yang rusak. Utmanya di daerah servix.
2.      Sebelum membedah, menguasapi rambut di daerah ventral perut, dada, dan leher dengan air.
3.      Melakukan pembedahan di atas papan bedah atau bak paraffin. Di awali dengan menggunting bagian depan penis (bila jantan) atau clitoris (bila betina) kea rah carnial sampai depan mandibular. Kulit di sisit dengan pisau agar terlepas dari jaringan otot di bawahnya. Memperhatikan adanya glandula mamae dan linea alba. Selanjutnya membedah jaringan otot secara bertahap. Tahap pertama membedah cavum abdominale dengan cara menggunting oto di tengah lipat paha sampai diagfragma. Selanjutnya menggunting ke lateral menyusuri diagfragma, demikian pula selanjutnya di lipat paha. Tehap ke dua membedah cavum thoracis, dengan cara mula-mula melepaskan otot-otot yang melekat coste. Selanjutnya melakukan pengguntingan dari medial ke lateral tubuh. Melakukan pengguntingan dengan hati-hati jangan sampai mengenai pembuluh darah bagian ketiak, serta alat dalam lainnya.
4.      Mengamati situs viserum (alat dalam) Cavia cobaya dari facies ventralis, selanjutnya menggambar dan memberi keterangan secara lengkap: cor, pulmo, hepar, vesica felea, gonad jantan/betina dan bagian-bagiannya, intestinum, ren, lien, anus, dan lain-lain.


BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1    DATA HASIL PENGAMATAN
Di halaman berikutnya.
Acara 3. Diskusi/penugasan klarifikasi klasis mamalia
1.      Berikan alasan anda apa sebab marmut berada dalam susunan sistematika seperti tertuang di atas. Jelaskan masing-masing alasannya!
2.      Buatlah klarifikasi system organ tubuh marmut, sesuai temuan organ ketika pengamatan struktur tubuhnya.
3.      Adakah perbedaanya terhadap jenis mamalia yang lain?jelaskan!
4.      Adakah persamaanya terhadap jenis mamalia yang lain?jelaskan!
Jawaban:
1.      Marmut termasuk dalam filum Chordata, karena marmut memiliki kerangka sumbu dasar primer yang membagi tubuh menjadi 2 sama besar dan bentuk atau memiliki korda dorsalis yang mengalami segmentasi. Subfilum Vertebrata karena memiliki kordadorsalis dari kecil sampai dewasa yang membentang dari anterior sampai ke posterior dan mengalami penulanggan. Kelas mamalia karena memiliki kelenjar susu. Sub kelas placentalia atau theria karena berplacenta atau embryo dalam uterus. Ordo rodentia karena memiliki gigi seri atau incisive tajam untuk mengerat. Sub ordo simplicidentata karena mempunyai gigi seri sederhana yaitu 1 pasang tiap rahangnya. Genus cavia karena merupakan keturunan marmut, dan spesies Cavia cobaya.
2.      System organ yang di temukan yaitu system pencernaan terdiri dari alat pencernaan berupa mulut, pharynx, oesofagus, ventriculus, intestinum tennue (usus halus), caecum(usus buntu), intestinum craseum(kolon), dan rectum. Galndula pencernaan terdiri dari glandula salivales, glandula mucosa, glandula vesicalis, glandula bulbus urethralis, dan glandula inguinalis. System respiratoria terdiri dari nares anteriores, cavum nasi, nares posteriors, laryx, tracea, broncus, paru-paru kanan dan kiri, serta alat suara. Untuk urogeniatalia janan terdiri dari testis, vesica urinaria, anus, penis, vas deferent, dan kelenjar prostad. Untuk urogeniatalia betina yaitu gijal kanan dan kiri, oviduct, uterus, kantung kemih, anus, vagina, dan ovarium.
3.      Perbedaanya dengan jenis lainnya yaitu dari jenis rambut, bentuk telinga, alat extermiats, jumlah kelenjar susu, kelenjar kulit, dan bentuk serata jenis dan susunan gigi.
4.      Terdapat pada bentuk dan struktur jantung, paru-paru, adanya rambut, system pencernaan, dan adanya kelenjar susu.
4.2    PEMBAHASAN
Marmot termasuk mamalia, yaitu hewan yang memiliki kelenjar mamae untuk menyusui anaknya sebagai makanan pertama setelah mereka dilahirkan. Ciri lain yang khas dari mamalia adalah tubuhnya dilindungi oleh rambut, kulit mengandung bermacam-macam kelenjar, jari kaki mempunyai cakar, kuku, dan telapak. Kaki beradaptasi untuk berjalan, memanjat, menggali tanah, loncat.  Marmot merupakan hewan berdarah panas. Tubuh marmot diisolasi oleh pembungkus (rambut dan subcutannya yang berlemak), dengan sistem ini maka metabolismenya tinggi dan akibatnya dibutuhkan banyak makan.
Hasil pengamatan anatomi marmot (Cavia cobaya) didapatkan hasil bahwa tubuh marmut terdiri dari caput (kepala), cerviks (leher), truncus (badan), ekstrimitas anterior (kaki depan)dengan empat buah digiti, ekstrimitas posterior (kaki belakang) dengan lima digit, dan cauda yang tumbuh rudiment. Caput dihubungkan dengan truncus oleh leher (cervix). Truncus dibagi menjadi thoraks dan abdomen, bagian thoraks terdapat ekstrimitas anterior (kaki depan) dengan empat digiti, sedangkan bagian abdomen terdapat ekstrimitas posterior (kaki belakang) dengan tiga digiti, namun cauda tumbuh rudiment. Rongga badan terdiri atas cavum obdimis yang dindingnya dilapisi pleura dan cavum pericardii yang dindingnya dilapisi pericardium. Antara cavum torachis dan cavum abdominis ada selaput diafragma.
Sistem pernafasan marmot terdiri dari trachea, bronchus, bronchioli, dan paru-paru. Trachea disokong oleh cincin-cincin rawa yang terbuka pada bagian dorsalnya, bekerja sebagai jalan nafas. Pangkal dari trachea berupa rongga yang disebut larink. Cabang dari trachea adalah bronchus, yang kemudian membentuk percabangan lagi disebut bronchioli. Paru-paru terdiri dari beberapa lobi yang terdapat dalam rongga pleural, selaput yang membungkusnya yang disebut pleura.
Sistem pencernaan marmot terdiri dari cavum oris, faring, oesophagus gastrum, intestinum, caecum, colon, rectum, dan anus. Caecum pada marmot berkembang dengan baik. Sistem pencernaan pada marmot terdiri dari :
1.         Cavum oris
Rongga ini dibentuk oleh atap dan dasar. Atap rongga mulut terdiri dari palatum durum (langit-langit keras disebelah anterior), dan palatum mole (langit-langit lunak disebelah posterior). Sedangkan dasar rongga mulut terdiri dari dentis dan lingua.
2.      Faring
Faring merupakan persimpangan jalan makanan dan jalan respirasi. Bagian bawah lidah sebelah ventral terdapat tulang respirasi atau glotis. Bila makanan melalui lubang ini maka akan ditutup oleh klep anterior yang disebut epiglotis.
3.      Oesophagus
Oesophagus merupakan pipa musculus yang sempit sebagai lanjutan dari faring.
4.      Ventriculus
Ventriculus merupakan kantong sebagai lanjutan dari oesopahagus. Dibedakan menjadi pars cardia, pylorus, dan fundus.
5.      Intestinum
Intestinum merupakan saluran berkelok-kelok yaitu tempat penyerapan zat-zat makanan setelah mengalami perombakkan yang terakhir. Intestinum ada dua yaitu tenue (duodenum, jejunum, dan ileum) dan intastinum crasum (haustrae, incisura, dan taenia). Caecum merupakan batas antara intestinum tenue dan intestinum crasum.
6.      Colon
Pangkal colon keluar dari caecum berdekatan dengan muara dari ileum. Colon dapat dibagi menjadi :
·             Colon ascenden, yang mengarah ke atas.
·             Colon descenden, yang ,mengarah ke bawah.
·             Colon transverum, yang mengarah melintang.
·             Colon sigmoideum, yang merupakan colon terakhir.
7.      Rectum
Rectum merupakan usus terakhir dan dari sini kotoran dikeluarkan melalui anus.
Selain itu terdapat juga kelenjar pencernaan yang meliputi kelenjar ludah, menghasilkan saliva yang mengandung enzim-enzim pencernaan. Kelenjar empedu dikeluarkan oleh hati, pankreas menghasilkan hormon insulin dan kelenjar pencernaan (Brotowidjoyo, 1994).
Lidah mempunyai papila perasa. Terdapat 4 pasang kelenjar ludah, yaitu parotid, infraorbital, submaxilari dan sublingual. Terdapat kandung empedu dengan saluran getah pankreas yang bermuara kedalam  duodenum. Sekum (caecum) bedar berdinding tipis, panjangnya kira-kira 50 cm dengan apendiks fermiformis (umbai cacing) yang bentuknya seperti jari
Sistem genitalia marmot jantan dibangun oleh sepasang testis yang bentuknya bulat telur berwarna putih, terletak dalam rongga perut. Epididimis terdiri dari caput, corpus, dan cauda epididimis. Ductus defferens berupa saluran berjalan di sebelah dorsal dari kantung urine dan bermuara pada ductus spermaticus yang terdapat pada batang penis. Terdapat sepasang papilla mamae dan muara glandula mamae di antara kaki belakangnya, namun pada hewan jantan, glandula mamae tidak mengalami sekresi. Terdapat lekukan pirenium pada bagian belakang penis yang merupakan lekukan yang dalam dan nampak selalu kotor. Lekukan ini merupakan tempat bermuaranya kelenjar bau yang digunakan sebagai tanda pengenal spesies dan hedonik atau pemikat lawan jenis.
Fertilisasi pada marmut  terjadi secara internal. Testis terkandung dalam saku krotal.perkembangan embrio terjadi di dalam uterus. Plasenta marmut  terbentuk dari persatuan antara korion dan allantois. Lama kandungan (gestasi) 30 hari. Mungkin sampai ada 10 buah yang terjadi simultan. Marmut  dewasa secara seksual berumur 3 bulan (Brotowidjoyo, 1993).
Marmut  terkenal karena sistem reproduksinya yang betina berevolusi segera setelah senggama sehingga pembuahan terjamin. Selain itu marmut  betina mempunyai sistem reproduksi yang istimewa yaitu mampu mengandung 2 rumpun anak sekaligus karena memiliki rahim ganda. Pembuahan pada rahim yang 1 tidak menghalangi ovulasi pada rahim yang satunya lagi. Gejala ini di sebut superfetasi dan meskipun langka dianggap cukup sering terjadi.
Sistem Otot
Sistem otot Pada mamalia ada 3 macam otot, yaitu : otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot lurik memiliki miofibril yang tampak memantulkan cahaya berselang-seling, gelap terang berjejer teratur membentuk seperti pita vertikal terhadap poros otot, sehingga disebut otot lurik. Sel otot polos berbentuk gelendong. Sel bertetangga yang dihubungkan dengan junctional compleks, sekeliling sel ada selaput jaringan pengikat endomisium. Otot jantung dibina atas otot, lurik, bercabang-cabang dan bertemu dengan serat tetangga, sehingga secara keseluruhan terbentuk jalinan serat otot. Terdapat pada jantung. Persyarafan : autonom, tak dibawah kesadaran atau kemauan (involunter).
Sistem pernafasan
Paru-paru mamalia berada dalam rongga dada, yang dapat dibesarkan atau disempitkan, sehingga udara dapat keluar masuk. Percabangan pada paru-paru masih mengalami percabangan-percabangan lagi, sehingga percabangan yang terkecil tidak lagi diperkuat oleh cincin tulang rawan dan berakhir pada ujung yang buntu disebut alveolus yang berfungsi memperluas permukaan paru-paru, sehingga memperbesar kemungkinan mengadakan pertukaran udara pernafasan oleh kapiler-kapiler pada dinding alveolus.
Urutan jalannya pernafasan pada marmut adalah :
1.      Nares eksterna (Lubang hidung luar)
2.      Cavum nasalis (rongga hidung)
3.      Nares internal (lubang hidung dalam)
4.      Pharink (tekak)
5.      Larynk (jakun)
6.      Trachea (tenggorok)
7.      Bronchus (cabang dari trachea)
8.      Bronchiolus (cabang dari brochus)
9.      Alveolus (kantong udara)
Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darahnya memiliki 3 komponen, yaitu berupa jantung, pembuluh dan darah.
Karakteristik yang paling menonjol pada kelinci adalah percabangan lengkung aorta menjadi arteri innominator dan arteri subklavia kiri. Arteri innominator juga bercabang menjadi 3, yaitu arteri subklavia kanan, arteria karotis kanan, dan arteri karotis kiri.
Rongga jantung pada kelinci terpisah secara sempurna oleh sekat membujur, menjadi rongga jantung kiri dan kanan. Rongga jantung kiri mengandung darah yang kaya dengan oksigen yaitu oksigen dari darah arteri. Rongga jantung yang berisi darah yang mengadung karbondioksida adalah vena. Masing-masing rongga tadi tersekat lagi menjadi serambi jantung dan bilik jantung yang saling berhubungan dengan katub atau kleb. Sistem peredaran darah pada marmut merupakan sistem peredaran darah tertutup.
Pembuluh darah dibagi atas:
1.  Pembuluh nadi
2.  Pembuluh balik
3.  Pembuluh kapiler
4.  Pembuluh limfa
Sistem ekskresi
Organ ekskresi pada marmut yaitu berupa sepasang ginjal (unipapila) yang terletak didaerah lumbalis sebelah atas peritonium. Cairan urin akan keluar dari masing-masing ginjal ke bawah melalui pembuluh ureter dan ditampung sementara dalam vesika urinaria yang berkontraksi sehingga urin akan keluar melalui pembuluh uretra. Urin pada kelinci juga banyak mengandung kalsium karena pengaruh makanannya dan dapat berubah warnanya yang  dipengaruhi oleh makanannya.
Pada mamalia ginjal adalah sepasang organ berbentuk biji kacang merah. Urin keluar meninggalkan ginjal melalui ductus yang disebut ureter. Kedua ginjal tersebut mengosongkan isinya kedalam kandung kemih (urinary bladder). Selama urinasi urin meninggalkan tubuh dari kandung kemih melalui saluran yang di   sebut uretra.


BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Marmot (Cavia cobaya) merupakan hewan mamalia yang memiliki ciri-ciri yaitu mempunyai glandula mamae, tubuhnya diselimuti oleh rambut, memiliki banyak kelenjar, dan mempunyai daun telinga. Sistem genitalia marmut jantan dibangun oleh sepasang testis yang bentuknya bulat telur berwarna putih, terletak di dalam rongga perut. Sistem pencernaan marmut dimulai dari rima oris yang di dalamnya bermuara glandula saliva. Tubuh marmot (Cavia cobaya) umumnya dapat dibedakan dengan nyata, yaitu caput (kepala), cerviks (leher), truncus (badan), ekstrimitas (anggota badan). Sistem pernafasan marmot (Cavia cobaya) terdiri dari trachea, bronchus, bronchioli, dan paru-paru. System pencernaan terdiri dari alat pencernaan berupa mulut, pharynx, oesofagus, ventriculus, intestinum tennue (usus halus), caecum(usus buntu), intestinum craseum(kolon), dan rectum. Galndula pencernaan terdiri dari glandula salivales, glandula mucosa, glandula vesicalis, glandula bulbus urethralis, dan glandula inguinalis.  Untuk urogeniatalia janan terdiri dari testis, vesica urinaria, anus, penis, vas deferent, dan kelenjar prostad. Untuk urogeniatalia betina yaitu gijal kanan dan kiri, oviduct, uterus, kantung kemih, anus, vagina, dan ovarium. System sirkulasi memiliki jantung dengan 4 ruang dengan sekat yang sempurna, peredaran darah ganda tertutup.
  

DAFTAR PUSTAKA
Ali, iqbal. 2007. System Reproduksi Mamalia. (online). http://iqbalali.com/2007/04/29/sistem-reproduksi/. Di akses pada Sabtu, 3 Desember 2011. Pukul 11.30 WIB.
Brotowidjoyo, D.M. 1993. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Djuhanda, Tatang. 1982. Anatomi dari 4 Spesies Hewan Vertebrata. Bandung: Armico.
Sukiya. 2003. Biologi Vertebrata. Yogyakarat: UNY.
Widowati, Hening. dkk. 2005.  Zoology Vertebrata. Metro: FKIP UMM.


1 komentar:

  1. Betway Casino Lets you Join The World's Best Online - JTM Hub
    Betway Casino lets you join the 나주 출장안마 world's best online 제주 출장샵 casino, 김제 출장안마 casino and 경산 출장마사지 sports betting options, and a new customer offer, as well as an 목포 출장샵 exclusive

    BalasHapus