Latar
Belakang
Tumbuhan bukanlah hal asing lagi bagi kita semua, kita hidup
membutuhkan tumbuh-tumbuhan, baik untuk dikonsumsi atau sebagai penyeimbang
bumi, karena tanpa tumbuh-tumbuhan bumi ini akan sangat panas. Salah satu
bagian dari tumbuhan adalah daun, dimana daun mampu berfotosintesis dan akan
menghasilkan makanan sendiri bagi tumbuhan tersebut. Oleh karena itu sinar
matahari sangat diperlukan dalam membantu proses fotosintesis. Selain itu diperlukan
juga adanya klorofil, karbondioksida dan juga air (Iserep, 1993).
Daun merupakan alat yang penting bagi kelangsungan hidup
tumbuhan, sebab disitu terjadi proses fotosintesis yang akan menghasilkan
makanan bagi tumbuhan. Hasil fotosintesis akan didistribusikan ke seluruh organ
untuk pertumbuhan dan perkembangan. Daun tidak seperti organ lain dari tumbuhan
karena umumnya bersifat sementara. Untuk fotosintesis diperlukan sinar dan
klorofil serta CO2 dan H2O
sebagai bahan baku, dengan demikian posisi daun mempengaruhi strukturnya.
Selain itu pengaruh lingkungan yang lain seperti ketersediaan air, adanya kadar
garam yang tinggi dalam air disekitar tumbuhan juga berpengaruh terhadap
struktur luar dan dalam dari daun (Savitri, 2008).
Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ
yang amat beragam. Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun
utama biasanya mirip dengan dalam batang. Ciri paling penting dalam daun adalah
bahwa pertumbuhan apeksnya segera terhenti (Hidayat, 1995).
Dalam praktikum ini kita akan mengamati berbagai macam daun
sehingga kita mampu mengamati dan mengidentifikasi tentang macam jaringan
penyusun daun monokotil dan dikotil, membandingkan ciri-ciri khusus yang
terdapat pada jaringan penyusun baik pada daun monokotil maupun pada daun
dikotil, serta mengamati anatomi jaringan penyusun daun yang dihubungkan dengan
adaptasi lingkungan tumbuhan.
1.2 Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dari praktikum kali ini adalah :
1. Bagaimana
mengamati dan mengidentifikasi macam jaringan penyusun daun monokotil?
2. Bagaimana
mengamati dan mengidentifikasi macam jaringan penyusun daun dikotil?
3. Bagaimana
membandingkan ciri-ciri khusus yang terdapat pada jaringan penyusun daun
monokotil dan dikotil?
4. Bagaimana
mengamati anatomi jaringan penyusun daun yang dihubungkan dengan adaptasi
lingkungan tumbuhan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Mengamati
dan mengidentifikasi macam jaringan penyusun daun monokotil.
2. Mengamati
dan mengidentifikasi macam jaringan penyusun daun dikotil.
3. Membandingkan
ciri-ciri khusus yang terdapat pada jaringan penyusun daun monokotil dan
dikotil.
4. Mengamati
anatomi jaringan penyusun daun yang dihubungkan dengan adaptasi lingkungan
tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Daun
Istilah bagi seluruh daun pada tanaman adalah phyllom. Namun, dikenal juga
istilah daun hijau, katafil, hipsofil, kotiledon (keping biji), profil dan
lain-lain. Daun hijau berfungsi khusus untuk fotosintesis dan biasanya
berbentuk pipih mendatar sehingga mudah memperoleh sinar matahari dan gas CO2.
katafil adalah sisik pada tunas atau pada batang dibawah tanah dan berfungsi
sebagai pelindung atau tempat penyimpan cadangan makanan. Daun pertama pada
cabang lateral disebut prophyll, pada
monokotil hanya ada satu helai prophyll, pada
dikotil ada dua helai. Hipsofil berupa berbagai jenis brakte yang mengiringi
bunga dan berfungsi sebagai pelindung. Kadang-kadang hipsofil berwarna cerah
dan berfungsi serupa dengan mahkota bunga. Kotiledon merupakan daun pertama
pada tumbuhan (Hidayat, 1995).
Daun merupakan alat yang penting bagi kelangsungan hidup
tumbuhan, sebab disitu terjadi proses fotosintesis yang akan menghasilkan
makanan bagi tumbuhan. Hasil fotosintesis akan didistribusikan ke seluruh organ
untuk pertumbuhan dan perkembangan. Daun tidak seperti organ lain dari tumbuhan
karena umumnya bersifat sementara. Untuk fotosintesis diperlukan sinar dan
klorofil serta CO2 dan H2O
sebagai bahan baku, dengan demikian posisi daun mempengaruhi strukturnya.
Selain itu pengaruh lingkungan yang lain seperti ketersediaan air, adanya kadar
garam yang tinggi dalam air disekitar tumbuhan juga berpengaruh terhadap
struktur luar dan dalam dari daun (Savitri, 2008).
Daun terbagi menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Pada daun
majemuk terdapat sejumlah anak daun yang melekat pada tangkai dun atau
panjangannya. Sumbu bersama itu disebut rakis. Jika anak daun muncul disisi
lateral dari rakis, daun disebut majemuk bersirip, dan kalau semua anak daun
muncul di ujung rakis yang amat pendek sehingga dapat dikatakan melekat di
ujung tangkai daun bersama, maka daun seperti itu disebut daun majemuk menjari
(Tjitrosoepomo, 1993).
2.2 Histologi Daun
Daun yang lengkap terdiri atas helai daun (lamina), tangkai daun
(petiolus), dan pelepah daun (vagina). Bentuk dan ukuran daun berbiji sangat
bervariasi. Seperti halnya batang dan akar, daun juga tersusun atas beberapa
sistem jaringan yaitu jaringan pelindung, jaringan dasar yang menyusun mesofil
daun, jaringan pengangkut (Savitri, 2008).
Seperti pada akar dan batang, daun terdiri dari sistem jaringan
dermal, yakni jaringan epidermis, jaringan pembuluh dan jaringan dasar yang
disebut mesofil. Karena daun biasanya tidak mengalami penebalan sekunder,
epidermis bertahan sebagai sistem dermal, namun pada sisik tunas yang bertahan
lama ada kemungkinan dibentuk periderm (Hidayat, 1995: 198).
2.2.1 Epidermis
Sifat terpenting daun adalah susunan selnya yang kompak dan
adanya kutikula dan stomata. Stomata bisa ditemukan dikedua sisi daun (daun
amfistomatik) atau hanya di satu sisi yakni disebelah atas atau adaksial (daun
epistomatik) atau lebih sering disebelah bawah atau sisi abaksial (daun
hipostomatik). Pada daun lebar yang terdapat di kelompok dikotil, letak stomata
tersebar. Pada monokotil dan Gymnospermae, stomata sering tersusun dalam
deretan memanjang yang sejajar dengan sumbu daun. Sel penutup pada stomata
dapat berada ditempat yang sama tingginya, lebih tinggi atau lebih rendah dari
epidermis (Hidayat, 1995).
(Fahn, 1991)
Gambar anatomi
daun
Dinding sel epidermis mengalami penebalan yang tidak merata.
Dinding sel yang menghadap keluar umumnya berdinding lebih tebal, dapat terdiri
dari lignin, tetapi penebalan itu umumnya terdiri dari kutin. Penebalan kutin
ini membentuk lapisan kutikula yang tipis atau tebal. Sel-sel epidermis daun
tidak mengandung kloroplas kecuali pada sel penutup dan epidermis daun tumbuhan
yang hidup tenggelam dalam air. Stomata berguna sebagai jalan pertukaran gas
pada tumbuhan dan sebagai pengatur besarnya transpirasi (Savitri, 2008).
Epidermis daun terdapat dipermukaan atas disebut epidermis atas
(epidermis adaksial atau epidermis ventral) maupun dipermukaan bawah disebut
epidermis bawah (epidermis abaksial atau epidermis dorsal). Umumnya epidermis
terdiri dari 1 lapis sel tetapi adapula yang terdiri dari beberapa lapis sel
(epidermis ganda,multiple epidermis).
Jumlah lapisan sel epidermis bagian atas biasanya lebih banyak daripada
permukaan bawah. Jumlah epidermis bawah berlapis banyak maka akan terdapat
ruang substomata yang besar antara sel penutup dengan jaringan mesofil (Iserep,
1993).
2.2.2 Mesofil
Mesofil merupakan lapisan jaringan dasar yang terletak antara
epidermis atas dan epidermis bawah dan di antara berkas pengangkut. Mesofil
dapat tersusun atas parenkim yang relatif homogen atau berdifferensiasi menjadi
parenkim palisade (jaringan tiang), jaringan pagar dan parenkim sponsa
(jaringan bunga karang). Sesuai dengan fungsinya parenkim mesofil merupakan
daerah fotosintesis terutama karena mengandung kloroplas (Savitri, 2008).
Bagian utama helai daun adalah mesofil yang banyak mengandung
kloroplas dan ruang antarsel. Mesofil dapat bersifat homogen atau terbagi
menjadi jaringan tiang (palisade) dan jaringan spons (jaringan bunga karang).
Jaringan tiang lebih kompak daripada jaringan spons yang memiliki ruang
antarsel yang luas. Jaringan tiang terdiri dari sejumlah sel yang memanjang
tegak lurus terhadap pemukaan helai daun. Meskipun jaringan tiang nampak lebih
rapat, sisi panjang selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antarsel
tetap mencapai sisi panjang, kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding
sel itu. Hal tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung
efisien (Hidayat, 1995).
Parenkim palisade merupakan sel-sel yang bentuknya silindris,
tersusun rapat berjajar seperti pagar. Daun yang memiliki parenkim palisade di
lapisan atas atau parenkim spongiosa di lapisan bawahnya disebut daun
dosiventral atau bifasial. Apabila parenkim palisade terdapat di kedua sisi
atau tidak dijumpai parenkim palisade pada kedua sisinya disebut daun
isobilateral atau isolateral atau unifasial. Parenkim sponsa tersusun atas
sel-sel yang bentuknya bervariasi, umumnya tidak teratur, bercabang-cabang,
berisi kloroplas dan tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk jaringan
seperti bunga karang (sponsa) (Sutrian, 2004).
Gambar jaringan palisade
(fahn, 1991)
Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang teratur
bentuknya. Hubungan antara sel dan sel lainnya terbatas pada ujung cabang itu.
Dilihat dari hubungan antara sel-sel yang berdampingan maka jaringan spons
memiliki kesinambungan horizontal yang sejajar dengan permukaan daun, sedangkan
jaringan tiang sinambung hanya dalam arah tegak lurus terhadap permukaan (Fahn,
1991).
Menurut bentuknya parenkim dapat dibedakan sebagai berikut
(Iserep, 1993) :
a) Parenkim palisade adalah
parenkim dengan bentuk sel panjang, tegak dan mangandung kloroplas. Contoh :
mesofil daun.
b) Parenkim bunga karang adalah
parenkim dengan bentuk dan susunan selnya tidak teratur dan ruang antarsel
relatif besar. Contoh : mesofil daun.
c) Parenkim bintang adalah
parenkim yang bentuknya seperti bintang, saling berhubungan di ujungnya
sehingga banyak mempunyai ruang antarsel.
d) Parenkim lipatan adalah parenkim
yang dinding selnya mengalami pelipatan kearah dalam serta banyak mengandung
kloroplas.
2.2.3 Sistem
Jaringan Pengangkut
Pada daun terletak di dalam tulang daun beserta vena-venanya.
Pada penampang melintang daun, berkas pengangkut ini terdiri dari 1 ikatan
pembuluh, yang xylemnya terletak menghadap ke permukaan atas daun dan floemnya
ke permukaan bawah daun. Pada tulang daun yang lebih kecil atau vena daun,
berkas pengangkutnya dapat lebih sederhana dan kadang-kadang tidak sempurna
terdiri atas xylem saja atau floem saja (Loveless, 1987).
Sistem jaringan pembuluh tersebar diseluruh helai daun dan
dengan demikian menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil.
Jaringan pembuluh membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak dalam
bidang median, sejajar dengan permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun
biasanya disebut tulang daun dan sistemnya adalah sistem tulang daun (Hidayat,
1995).
Istilah
sejajar bagi jalanya berkas pembuluh dalam sistem tulang sejajar hanyalah cara
pendekatan saja, oleh karena itu di ujung dan pangkal daun semua berkas itu
akan bertemu. Di antara berkas sejajar itu tampak cabang halus yang berpola
jala dan menghubungkan semua berkas sejajar itu. Pola jala umumnya terdapat
pada daun dikotil, sedangkan pola sejajar biasa ditemukan pada monokotil. Dalam
pola berkas pembuluh percabangan akhir yang paling halus akan membatasi daerah
mesofil kecil yang dinamakan areolus (Kimball, 1994).
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini adalah tentang daun dan jaringan penyusunnya
baik pada daun monokotil dan daun dikotil. Sebelum kita melakukan praktikum ini
kita harus mengetahui alat dan bahan yang akan di gunakan, bahan-bahan yang
digunakan adalah daun kacang (Arachis hypogea), daun
jagung (Zea
mays), dan daun talas (Colocasia).
4.2.1 Daun
kacang (Arachis hypogea)
Pada pengamatan daun kacang (Arachis
hypogea) dapat
terlihat epidermis atas, epidermis bawah, klorofil, stomata, trikoma berbentuk
bintang, mesofil daun, jaringan spons (bunga karang) dan jaringan palisade
(tiang).
Di bawah epidermis terdapat jaringan palisade, pada jaringan
palisade tampak warna hijau karena pada jaringan ini terdapat banyak klorofil.
Di bawah jaringan palisade terdapat jaringan pengangkut yang akan membawa hasil
fotosintesis dari daun menuju keseluruh tubuh tumbuhan. Jaringan spons terdapat
di bawah jaringan pengangkut dan di bawahnya terdapat epidermis bawah (Sutrian,
2004).
Jaringan epidermis pada daun mempunyai derivat berupa stomata.
Stomata adalah berupa suatu pintu yang mempunyai dua sel penutup di kedua
samping kanan dan kirinya. Stomata biasa berada pada bagian atas atau bawah
daun. Stomata dapat berfungsi sebagai pintu masuk udara yang digunakan untuk
fotosintesis dan udara yang dikeluarkan dari hasil fotosintesis. Stomata juga
berfungsi dalam evaporasi untuk menjaga kestabilan air dalam tubuh tumbuhan
(Hidayat, 1995).
Pada sekitar tulang daunnya, terdapat bagian yang menonjol,
bagian yang menonjol ini adalah tulang daun yang berfungsi sebagai penopang
helaian daun dan sebagai tempat jaringan angkut. Susunan anatomi jaringan daun
setelah epidermis terdapat jaringan mesofil daun yang tersusun atas
jaringan palisade, jaringan spons dan jaringan pembuluh. Jaringan pembuluh
tersusun atas floem dalam, xylem, kambium dan floem luar (Fahn, 1991).
4.2.2 Daun
jagung (Zea mays)
Pada pengamatan daun jagung (Zea mays) dapat
terlihat epidermis atas, epidermis bawah, klorofil, stomata, sel kipas, mesofil
daun, jaringan spons (bunga karang), jaringan pembuluh dan jaringan palisade
(tiang). Disini stomata, jaringan spons (bunga karang), jaringan palisade
(tiang) dan jaringan pembuluh tidak tampak karena preparat yang di amati
terlalu kecil.
Sistem jaringan pengangkut pada daun terletak didalam tulang
daun beserta vena-venanya, pada penampang melintang daun, berkas pengangkut ini
terdiri dari 1 ikatan pembuluh, yang xylemnya terletak menghadap ke permukaan
atas daun dan floemnya ke permukaaan bawah daun (Savitri, 2008).
Jaringan setelah epidermis terdapat jaringan mesofil daun yang
tersusun atas jaringan palisade (tiang), jaringan spons (bunga karang) dan jaringan
pembuluh (xylem dan floem). Pada epidermis bawah daun terdapat sel-sel kipas.
Sel-sel kipas terletak sejajar dengan permukaan epidermis luar, ukuran sel-sel
kipas tidak sama panjangnya, karena itulah sel-sel ini disebut sel kipas
seperti bentuknya yang menyerupai kipas. Jaringan epidermis pada daun monokotil
sel-sel epidermis di lindungi oleh lapisan kutikula yang menyebabkan daun
menjadi kaku, stomata sering tersusun dalam deretan memanjang yang sejajar
dengan sumbu daun (Hidayat, 1995).)
Fungsi jaringan penyusun mesofil tidak lain secara besar untuk
membantu proses fotosintesis. Sel-sel jaringan palisade terdapat banyak sekali
kloroplas yang disebut sebagai warna fotosintesis. Rongga-rongga antara sel-sel
jaringan palisade dan spons juga membantu memperlancar proses pertukaran udara
yaitu oksigen dan karbondioksida. Hasil fotosintesis akan diedarkan oleh
jaringan pengangkut yaitu floem sedangkan zat hara mineral untuk bahan
fotosintesis dibawa oleh xylem dan semua saling bekerja sama (Loveless, 1987).
4.2.3 Daun
talas (Colocasia)
Pada pengamatan daun talas (Colocasia) dapat
terlihat epidermis atas, epidermis bawah, mesofil daun, jaringan palisade
(tiang), jaringan spons (bunga karang), jaringan pembuluh, stomata, klorofil, dan trikoma.
Daun terdiri dari sistem jaringan dermal, yaitu diantaranya
mesofil yang banyak mengandung kloroplas. Mesofil dapat bersifat homogen atau
terbagi menjadi jaringan tiang (palisade) dan jaringan spons (bunga karang).
Jaringan tiang lebih kompak dari pada jaringan spons yang memiliki ruang
antarsel yang luas. Jaringan tiang terdiri dari sejumlah sel yang memanjang
tegak lurus terhadap permukaan helai daun (Hidayat, 1995).
Jaringan epidermis adalah jaringan paling luar dari daun dan
berfungsi untuk pelindung jaringan dibawahnya juga sebagai tempat keluar
masuknya udara dan evaporasi, karena pada epidermis mempunyai stomata yang
merupakan derivat epidermis. Epidermis terlapisi oleh lapisan yang tipis dan
bening. Lapisan ini adalah lapisan lilin yang menyebabkan epidermis tidak mudah
kemasukan air. Dari fenomena ini sering kita lihat bahwa jika air mengenai daun
talas maka air itu akan tetap menggumpal dan tidak terserap oleh daun dan
akhirnya akan jatuh. Lapisan lilin inilah yang menyebabkan daun talas seolah-olah
anti air (Loveless, 1987).
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari praktikum tentang daun
kali ini adalah sebagai berikut :
1. Pada
daun kacang (Arachis
hypogea) dapat
terlihat epidermis atas, epidermis bawah, klorofil, stomata, trikoma berbentuk
bintang, mesofil daun, jaringan spons (bunga karang) dan jaringan palisade
(tiang).
2. Pada
daun jagung (Zea mays) dapat
terlihat epidermis atas, epidermis bawah, klorofil, stomata, sel kipas, mesofil
daun, jaringan spons (bunga karang), jaringan pembuluh dan jaringan palisade
(tiang). Disini stomata, jaringan spons (bunga karang), jaringan palisade
(tiang) dan jaringan pembuluh tidak tampak karena preparat yang di amati
terlalu kecil.
3. Pada
daun talas (Colocasia) dapat
terlihat epidermis atas, epidermis bawah, mesofil daun, jaringan palisade
(tiang), jaringan spons (bunga karang), jaringan pembuluh, stomata, klorofil, dan trikoma.
DAFTAR PUSTAKA
Fahn A. 1991. Anatomi
Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta
: UGM Press
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji.
Bandung : ITB
Iserep, Sumardi. 1993. Struktur
dan Perkembangan Tumbuhan. Bandung : ITB
Kimball, John W. 1994. Biologi
Edisi Kelima Jilid 2. jakarta : Erlangga
Loveless A. R. 1987. Prinsip-prinsip
Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik Jilid I. Jakarta : PT Gramedia
Utama
Savitri, sandi, Evika, MP. 2008. Petunjuk
Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan). Malang : UIN Press
Sutrian, Yayan Drs. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan
TentangSel dan Jaringan.
Jakarta : PT Rineka Cipta
Tjitrosoepomo, Gembong. 1993. Morfologi
Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar