Uji Benedict dan Uji Iodium
BAB
I
UJI BENEDICT DAN IODIUM
A. Landasan Teori
1. Uji Benedict
Larutan Fehling dan larutan Benedict adalah varian dari larutan yang secara ensensial sama. Keduanya mengandung ion-ion tembaga (II) yang dikompleks dalam sebuah larutan basa. Larutan Benedict mengandung ion-ion tembaga (II) yang membentuk kompleks dengan ion-ion sitrat dalam larutan natrium karbonat. Lagi-lagi, pengompleksan ion-ion tembaga (II) dapat mencegah terbentuknya sebuah endapan – kali ini endapan tembaga (II) karbonat.
Larutan benedict dapat dibuat dengan cara mencampurkan 173 g natrium sitrat dan 100 g Na2CO3 anhidrat ke dalam 800 ml air, aduk, lalu saring. lalu ke dalamnya tambahkan 17,3 g tembaga sulfat yang telah dilarutkan dalam 100 ml H20. volume total dibuat menjadi 1 liter degan penambahan air. pereaksi benedict siap digunakan.
Larutan Fehling dan larutan Benedict digunakan dengan cara yang sama. Beberapa tetes aldehid atau keton ditambahkan ke dalam reagen, dan campurannya dipanaskan secara perlahan dalam sebuah penangas air panas selama beberapa menit.
Keton Tidak ada perubahan warna pada larutan biru.
Aldehid Larutan biru menghasilkan sebuah endapan merah gelap dari tembaga(I) oksida.
Aldehid mereduksi ion tembaga(II) menjadi tembaga(I) oksida. Karena larutan bersifat basa, maka aldehid dengan sendirinya teroksidasi menjadi sebuah garam dari asam karboksilat yang sesuai.
Persamaan untuk reaksi-reaksi ini selalu disederhanakan untuk menghindari keharusan menuliskan ion tartrat atau sitrat pada kompleks tembaga dalam rumus struktur. Persamaan setengah-reaksi untuk larutan Fehling dan larutan Benedict bisa dituliskan sebagai:
Menggabungkan persamaan di atas dengan persamaan setengah reaksi untuk oksidasi aldehid pada kondisi basa yakni
akan menghasilkan persamaan lengkap:
(http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/aldehid_dan_keton/oksidasi_aldehid_dan_keton/)
Molekul maltosa atau glukosa yang terlihat dari hasil positif pada uji benedict yang terbukti dengan terbentuknya warna merah bata pada tabung reaksi yang telah dipanaskan. Maltosa yang diuji dengan benedict memberikan warna merah bata, sedangkan amilum yang diuji dengan iod akan memberikan kompleks warna biru-ungu. Warna merah bata yang terbentuk disebabkan oleh maltosa dan glukosa memiliki gugus aldehid yang bebas sehingga dapat mereduksi ion-ion tembaga (Cu) yang terdapat pada larutan benedict menjadi Cu2O yang berwarna merah bata.
(http://rismakafiles.wordpress.com/2009/03/15/dialisis/)
Pada prinsipnya baik fehling, tollens maupun benedict digunakan untuk mengetahui apakah suatu gula merupakan gula pereduksi atau bukan (mempunyai gugus aldehida bebas). Reaksi Benedict akan menyebabkan larutan yang berwarna biru akan berubah menjadi orange atau kuning. Untuk mengetahui gula pereduksi yang mempunyai sifat reduksi lebih kuat, reaksi Fehling lebih jelas perubahan warnanya.
(http://www.chem-is-try.org/tanya_pakar/bagaimana_prinsip_kerja_reaksi_fehling_tollens_dan_benedict/)
2. Uji Iodium
Laut merupakan sumber utama iodium. Di daerah pantai, air dan tanah banyak mengandung iodium sehingga tanaman yang tumbuh di daerah pantai cukup mengandung iodium(Sunita Almatsier,2004:264). Iodium digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat atau tidak. Amilum salah satu kabohidrat terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa yaitu amilosa (kirakira 20-28%) dan sisanya amilopektin.
Amilosa adalah dari 250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan α 1,4-glikosidik, jadi molekulnya merupakan rantai terbuka. Molekul amilo pektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih dari 1000 unit glukosa. Butir-butir pati tidak larut dalam air dinggin tapi apabila suspensi dalam air dipanaskan maka akan terjadi suatu karutan koloid yag kental. Larutan koloid ini apabila diberi larutan iodium akan berwarna biru. Warna biru tersebut disebabkan oleh molekul amilosa yang terbentuk senyawa. (Anna Poedjiadi, 1994).Bila makanan yang kita tetesi lugol menghitam, maka makanan tersebut mengandung karbohidrat. Semakin hitam berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidrat
Amilopektin dengan ioduim akan memberikan warna ungu dan menrah lembayunng. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase. Dalam ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat dalam makanan kita. Oleh enzim amilase dirubah menjadi maltosa. (Anna Poedjiadi, 1994)
Larutan amilum yang ditempatkan dalam tabung reaksi kemudian ditambah larutan iodin(lugol) warnanya menjadi biru kehitaman. Setelah larutan tersebut dipanaskan warnanya menjadi kuning agak bening dengan uap berwarna biru. Setelah didinginkan kembali, warna larutan tersebut kembali menjadi biru kehitaman. Ketika larutan tersebut ditambah dengan larutan NaOH, warna biru menjadi hilang berubah menjadi kuning agak jingga. Na yang bersifat alkalis dapat mengikat iodin sehingga warna biru kehitaman menjadi hilang.
(http://www.forumsains.com/biologi-smu/lugol-biuret-benedict-dan-fehling/)
B. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum uji benedict dan uji iodium ialah:
Alat Bahan
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Penjepit tabung reaksi
4. Baki
5. Pemanas spirtus/Bunsen
6. Lempeng Porselin
7. Pipet tetes 1. Larutan Benedict
2. Larutan iodium
3. Larutan karbohidrat, diantaranya:
a. Larutan Susu
b. Larutan sagu
c. Larutan tepung beras
d. Larutan tepung tapioka
e. Larutan madu
f. Larutan gula
C. Cara kerja
1. Uji Benedict
a. Tambahkan 1 ml benedict ke dalam 20 tetes (1 ml) larutan karbohidrat yang akan diuji
b. Campurkan dan panaskan di atas api spirtus selama 5 menit
c. Dinginkan dan amati perubahan warna
2. Uji Iodium
a. Tambahkan 1 ml iodium ke dalam 20 tetes (1 ml) larutan karbohidrat yang akan diuji pada lempeng porselin
b. Bandingkan warna yang diperoleh dengan larutan iodiumnya sendiri
D. Hasil Pengamatan
1. Uji Benedict
No Larutan karbohidrat Sebelum di panaskan Sesudah dipanaskan
1 Larutan Susu
Larutan susu menjadi hijau setelah dipanaskan
2. Larutan Sagu
Berubah menjadi biru dan tidak ada endapan
3. Larutan Tepung Beras
Berubah menjadi biru bening terdapat endapan agak kuning
4. Larutan Tepung Tapioka
Berubah menjadi biru kehijauan dan tidak ad endapan
5. Larutan Madu
Berubah menjadi merah bata
6 Larutan Gula
Berubah menjadi warna biru kecokelatan
2. Uji Iodium
No Larutan karbohidrat Sesudah ditetesi iodium
1 Larutan Susu
Warna kuning, endapan warna kuning
2. Larutan Sagu
Benung, endapan warna Biru kehitaman
3. Larutan Tepung Beras
Bening kekuningan, endapan Warna hitam
4. Larutan Tepung Tapioka
Warna bening kekuningan Endapan hijau tua
5. Larutan Madu
Warna kuning kehijauan endapan warna kuning tua
6 Larutan Gula
Warna kuning
E. Pembahasan
1. Pertanyaan
a. Tuliskan bahan makanan yang cepat bereaksi pada uji benedict?
b. Mengapa terjadi reaksi warna yang tidak bersamaan pada uji benedict?
c. Setelah pemanasan 5 menit adakah bahan yang tidak bereaksi pada uji benedict ?
d. Samakah warna yang terbentuk untuk masing-masing larutan yang diuji pada uji benedict? Bila tidak sama mengapa?
e. Mengapa pada uji iodium menghasilkan warna yang berbeda?
2. Jawaban
a. Bahan makanan yang cepat bereaksi adalah larutan madu dan larutan susu.
b. Takaran dalam larutan karbohidrat yang diujikan memiliki konsentrasi gula yang berbeda beda. Larutan yang memiliki konsentrasi gula yang sangat tinggi akan lebih cepat berekasi dan menghasilkan endapan warna merah bata yang pekat pula salah satunya dalam larutan madu. Sedangkan larutan yang memiliki konsentrasi gula yang rendah akan lebih lama beraksi dalam menghasilkan endapan warna merah batanya. Hal ini disebabkan prinsip kerja benedict akan menghasilkan warna merah bata pada larutan yang di dalamnya terkandung glukosa. Tinggi rendahnya glukosa yang terkandung akan mempengaruhi pada kecepatan reaksi kerja benedict.
c. Tidak ada bahan yang tidak bereaksi pada uji benedict. Alasannya karena dalam setiap larutan karbohidrat yang telah diujikan diatas memiliki gugus glukosa yang berbeda.
d. Tidak sama, karena endapan tersebut tergantung pada konsentrasi karbohidrat dari masing-masing larutan yang diuji tersebut. Jadi dapat disimpulkan semakin tinggi konsentrasi gula dalam larutan semakin gelap pula warna endapan yang dihasilkannya.
e. Warna yang berbeda-beda ini dikarenakan kandungan amilosa yang terkandung dalam larutan. Larutan yang memiliki kandungan amilosa yang sangat banyak akan menghasilkan warna biru kehitaman. Hal ini sesuai dengan prinsip kerja iodium yang akan menghasilkan warna biru kehitaman apabila dalam larutan tersebut terkandung amilosa. Larutan yang memiliki kandungan glukosa yang sangat banyak akan menghasilkan warna yang lebih cerah yaitu warna merah bata.
F. Kesimpulan
Dari praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam uji benedict semakin tinggi konsentrasi gula dalam larutan semakin gelap pula warna endapan yang dihasilkannya.
Sedangkan dalam uji iodium akan menghasilkan warna biru kehitaman apabila dalam larutan tersebut terkandung amilosa.
UJI BENEDICT DAN IODIUM
A. Landasan Teori
1. Uji Benedict
Larutan Fehling dan larutan Benedict adalah varian dari larutan yang secara ensensial sama. Keduanya mengandung ion-ion tembaga (II) yang dikompleks dalam sebuah larutan basa. Larutan Benedict mengandung ion-ion tembaga (II) yang membentuk kompleks dengan ion-ion sitrat dalam larutan natrium karbonat. Lagi-lagi, pengompleksan ion-ion tembaga (II) dapat mencegah terbentuknya sebuah endapan – kali ini endapan tembaga (II) karbonat.
Larutan benedict dapat dibuat dengan cara mencampurkan 173 g natrium sitrat dan 100 g Na2CO3 anhidrat ke dalam 800 ml air, aduk, lalu saring. lalu ke dalamnya tambahkan 17,3 g tembaga sulfat yang telah dilarutkan dalam 100 ml H20. volume total dibuat menjadi 1 liter degan penambahan air. pereaksi benedict siap digunakan.
Larutan Fehling dan larutan Benedict digunakan dengan cara yang sama. Beberapa tetes aldehid atau keton ditambahkan ke dalam reagen, dan campurannya dipanaskan secara perlahan dalam sebuah penangas air panas selama beberapa menit.
Keton Tidak ada perubahan warna pada larutan biru.
Aldehid Larutan biru menghasilkan sebuah endapan merah gelap dari tembaga(I) oksida.
Aldehid mereduksi ion tembaga(II) menjadi tembaga(I) oksida. Karena larutan bersifat basa, maka aldehid dengan sendirinya teroksidasi menjadi sebuah garam dari asam karboksilat yang sesuai.
Persamaan untuk reaksi-reaksi ini selalu disederhanakan untuk menghindari keharusan menuliskan ion tartrat atau sitrat pada kompleks tembaga dalam rumus struktur. Persamaan setengah-reaksi untuk larutan Fehling dan larutan Benedict bisa dituliskan sebagai:
Menggabungkan persamaan di atas dengan persamaan setengah reaksi untuk oksidasi aldehid pada kondisi basa yakni
akan menghasilkan persamaan lengkap:
(http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/aldehid_dan_keton/oksidasi_aldehid_dan_keton/)
Molekul maltosa atau glukosa yang terlihat dari hasil positif pada uji benedict yang terbukti dengan terbentuknya warna merah bata pada tabung reaksi yang telah dipanaskan. Maltosa yang diuji dengan benedict memberikan warna merah bata, sedangkan amilum yang diuji dengan iod akan memberikan kompleks warna biru-ungu. Warna merah bata yang terbentuk disebabkan oleh maltosa dan glukosa memiliki gugus aldehid yang bebas sehingga dapat mereduksi ion-ion tembaga (Cu) yang terdapat pada larutan benedict menjadi Cu2O yang berwarna merah bata.
(http://rismakafiles.wordpress.com/2009/03/15/dialisis/)
Pada prinsipnya baik fehling, tollens maupun benedict digunakan untuk mengetahui apakah suatu gula merupakan gula pereduksi atau bukan (mempunyai gugus aldehida bebas). Reaksi Benedict akan menyebabkan larutan yang berwarna biru akan berubah menjadi orange atau kuning. Untuk mengetahui gula pereduksi yang mempunyai sifat reduksi lebih kuat, reaksi Fehling lebih jelas perubahan warnanya.
(http://www.chem-is-try.org/tanya_pakar/bagaimana_prinsip_kerja_reaksi_fehling_tollens_dan_benedict/)
2. Uji Iodium
Laut merupakan sumber utama iodium. Di daerah pantai, air dan tanah banyak mengandung iodium sehingga tanaman yang tumbuh di daerah pantai cukup mengandung iodium(Sunita Almatsier,2004:264). Iodium digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat atau tidak. Amilum salah satu kabohidrat terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa yaitu amilosa (kirakira 20-28%) dan sisanya amilopektin.
Amilosa adalah dari 250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan α 1,4-glikosidik, jadi molekulnya merupakan rantai terbuka. Molekul amilo pektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih dari 1000 unit glukosa. Butir-butir pati tidak larut dalam air dinggin tapi apabila suspensi dalam air dipanaskan maka akan terjadi suatu karutan koloid yag kental. Larutan koloid ini apabila diberi larutan iodium akan berwarna biru. Warna biru tersebut disebabkan oleh molekul amilosa yang terbentuk senyawa. (Anna Poedjiadi, 1994).Bila makanan yang kita tetesi lugol menghitam, maka makanan tersebut mengandung karbohidrat. Semakin hitam berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidrat
Amilopektin dengan ioduim akan memberikan warna ungu dan menrah lembayunng. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase. Dalam ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat dalam makanan kita. Oleh enzim amilase dirubah menjadi maltosa. (Anna Poedjiadi, 1994)
Larutan amilum yang ditempatkan dalam tabung reaksi kemudian ditambah larutan iodin(lugol) warnanya menjadi biru kehitaman. Setelah larutan tersebut dipanaskan warnanya menjadi kuning agak bening dengan uap berwarna biru. Setelah didinginkan kembali, warna larutan tersebut kembali menjadi biru kehitaman. Ketika larutan tersebut ditambah dengan larutan NaOH, warna biru menjadi hilang berubah menjadi kuning agak jingga. Na yang bersifat alkalis dapat mengikat iodin sehingga warna biru kehitaman menjadi hilang.
(http://www.forumsains.com/biologi-smu/lugol-biuret-benedict-dan-fehling/)
B. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum uji benedict dan uji iodium ialah:
Alat Bahan
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Penjepit tabung reaksi
4. Baki
5. Pemanas spirtus/Bunsen
6. Lempeng Porselin
7. Pipet tetes 1. Larutan Benedict
2. Larutan iodium
3. Larutan karbohidrat, diantaranya:
a. Larutan Susu
b. Larutan sagu
c. Larutan tepung beras
d. Larutan tepung tapioka
e. Larutan madu
f. Larutan gula
C. Cara kerja
1. Uji Benedict
a. Tambahkan 1 ml benedict ke dalam 20 tetes (1 ml) larutan karbohidrat yang akan diuji
b. Campurkan dan panaskan di atas api spirtus selama 5 menit
c. Dinginkan dan amati perubahan warna
2. Uji Iodium
a. Tambahkan 1 ml iodium ke dalam 20 tetes (1 ml) larutan karbohidrat yang akan diuji pada lempeng porselin
b. Bandingkan warna yang diperoleh dengan larutan iodiumnya sendiri
D. Hasil Pengamatan
1. Uji Benedict
No Larutan karbohidrat Sebelum di panaskan Sesudah dipanaskan
1 Larutan Susu
Larutan susu menjadi hijau setelah dipanaskan
2. Larutan Sagu
Berubah menjadi biru dan tidak ada endapan
3. Larutan Tepung Beras
Berubah menjadi biru bening terdapat endapan agak kuning
4. Larutan Tepung Tapioka
Berubah menjadi biru kehijauan dan tidak ad endapan
5. Larutan Madu
Berubah menjadi merah bata
6 Larutan Gula
Berubah menjadi warna biru kecokelatan
2. Uji Iodium
No Larutan karbohidrat Sesudah ditetesi iodium
1 Larutan Susu
Warna kuning, endapan warna kuning
2. Larutan Sagu
Benung, endapan warna Biru kehitaman
3. Larutan Tepung Beras
Bening kekuningan, endapan Warna hitam
4. Larutan Tepung Tapioka
Warna bening kekuningan Endapan hijau tua
5. Larutan Madu
Warna kuning kehijauan endapan warna kuning tua
6 Larutan Gula
Warna kuning
E. Pembahasan
1. Pertanyaan
a. Tuliskan bahan makanan yang cepat bereaksi pada uji benedict?
b. Mengapa terjadi reaksi warna yang tidak bersamaan pada uji benedict?
c. Setelah pemanasan 5 menit adakah bahan yang tidak bereaksi pada uji benedict ?
d. Samakah warna yang terbentuk untuk masing-masing larutan yang diuji pada uji benedict? Bila tidak sama mengapa?
e. Mengapa pada uji iodium menghasilkan warna yang berbeda?
2. Jawaban
a. Bahan makanan yang cepat bereaksi adalah larutan madu dan larutan susu.
b. Takaran dalam larutan karbohidrat yang diujikan memiliki konsentrasi gula yang berbeda beda. Larutan yang memiliki konsentrasi gula yang sangat tinggi akan lebih cepat berekasi dan menghasilkan endapan warna merah bata yang pekat pula salah satunya dalam larutan madu. Sedangkan larutan yang memiliki konsentrasi gula yang rendah akan lebih lama beraksi dalam menghasilkan endapan warna merah batanya. Hal ini disebabkan prinsip kerja benedict akan menghasilkan warna merah bata pada larutan yang di dalamnya terkandung glukosa. Tinggi rendahnya glukosa yang terkandung akan mempengaruhi pada kecepatan reaksi kerja benedict.
c. Tidak ada bahan yang tidak bereaksi pada uji benedict. Alasannya karena dalam setiap larutan karbohidrat yang telah diujikan diatas memiliki gugus glukosa yang berbeda.
d. Tidak sama, karena endapan tersebut tergantung pada konsentrasi karbohidrat dari masing-masing larutan yang diuji tersebut. Jadi dapat disimpulkan semakin tinggi konsentrasi gula dalam larutan semakin gelap pula warna endapan yang dihasilkannya.
e. Warna yang berbeda-beda ini dikarenakan kandungan amilosa yang terkandung dalam larutan. Larutan yang memiliki kandungan amilosa yang sangat banyak akan menghasilkan warna biru kehitaman. Hal ini sesuai dengan prinsip kerja iodium yang akan menghasilkan warna biru kehitaman apabila dalam larutan tersebut terkandung amilosa. Larutan yang memiliki kandungan glukosa yang sangat banyak akan menghasilkan warna yang lebih cerah yaitu warna merah bata.
F. Kesimpulan
Dari praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam uji benedict semakin tinggi konsentrasi gula dalam larutan semakin gelap pula warna endapan yang dihasilkannya.
Sedangkan dalam uji iodium akan menghasilkan warna biru kehitaman apabila dalam larutan tersebut terkandung amilosa.
KEBUTUHAN, PERANAN DAN KEKURANGAN IODIUM DALAM TUBUH
Nutrisi yang diperlukan oleh tubuh terbagi menjadi dua golongan
besar yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien merupakan nutrisi yang
diperlukan dalam jumlah yang besar sedangkan mikronutrien diperlukan dalam
jumlah sedikit.
Setiap mikronutrien, walaupun jumlah sedikit tetapi harus ada
karena memainkan peran yang sangat penting dalam tubuh. Salah satu mikronutrien
sangat diperlukan oleh tubuh yaitu iodium.
Fungsi iodium di dalam tubuh yaitu memaksimalkan kerja kelenjar
tiroid (kelenjar gondok) dalam pembentukan hormon tiroid. Hormon tiroid di
bedakan menjadi dua jenis yaitu : tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Kedua
hormon ini berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, merangsang jaringan tubuh
untuk memproduksi protein dan energi dari oksigen dan makanan.
Produksi hormon tiroid oleh kelenjar
koloid diatur oleh hipotalmus dan kelenjarpituitary atau kelenjar hipofise yang berada di otak agar tidak boleh
lebih ataupun tidak boleh kurang. Jika kadar hormon tiroid dalam tubuh
rendah, kelenjar pituitarymemproduksi thyroid stimulating hormone (TSH) yang merangsang kelenjar tiroid
untuk memproduksi lebih banyak hormon tiroid. Begitupun sebaliknya, jika kadar hormon
tiroid dalam darah telah memadai, kelenjar pituitary akan mengurangi produksi hormon TSH. Hormon TSH inilah yang kemudian
dialirkan melalui darah menuju kelenjar tiroid untuk memproduksi dan melepaskan
hormon tiroid (T3 dan T4).
Sumber Iodium
Bahan makanan dari laut seperti ganggang laut dan ikan laut
mengandung iodium yang lebih banyak. Namun karena tidak semua orang
mengkonsumsi makanan dari laut, maka untuk masyarakat daerah pedalaman dan
pegunungan mempunyai pasokan iodium yang kurang. Pemakaian garam beriodium
secara teratur akan memberikan suplai iodium yang dibutuhkan oleh tubuh.
Kebutuhan iodium akan meningkat pada anak-anak remaja dan wanita hamil.
Kebutuhan iodium sesuai umur setiap hari berbeda-beda, sebagai berikut:
· 50 mikrogram untuk bayi (12 bulan pertama)
· 90 mikrogram untuk anak (usia 2-6 tahun)
· 120 mikrogram untuk anak usia sekolah (usia 7-12 tahun)
· 150 mikrogram untuk dewasa (diatas usia 12 tahun)
· 200 mikrogram untuk ibu hamil
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Tubuh manusia tidak dapat memproduksi
iodium. Oleh sebab itu, diperlukan penambahan iodium dari luar. Walaupun iodium telah tersedia dalam
beberapa bahan makanan, namun seringkali iodium tersebut hilang waktu proses
pengolahan bahan makanan itu sendiri. Oleh sebab itu, pemerintah telah
melakukan tiga macam strategi untuk menurunkan jumlah penderita GAKI yakni:
1) Memberikan suplemen kapsul minyak beriodium
2) Program iodisasi garam dan
3) Diversifikasi konsumsi pangan sumber iodium.
Pemberikan suplemen kapsul minyak beriodium merupakan program
jangka pendek yang sangat mahal biayanya, sehingga tidak mungkin diterapkan
secara nasional dan berkesinambungan. Sedangkan program iodisasi yaitu
penambahan KIO3 ke
dalam garam konsumsi yang biasa disebut garam beriodium.
Berdasarkan standar nasional indonesia (SNI) garam yang
dikonsumsi harus mengandung 30-60 ppm KIO3. Walaupun demikian
beberapa merk garam iodium, pada kemasan tertulis mengandung iodium, dalam hal
ini KIO3, tetapi kenyataannya iodium yang dikandung tidak mencapai
standar SNI, bahkan ada beberapa jenis garam yang tidak mengandung KIO3 sama sekali.
Oleh sebab itu, perlu berhati-hati dalam pemilihan garam
beriodium. Hal ini telah dibuktikan sendiri oleh pemiliki blog ini, namun merk
garam tersebut tidak disebutkan di sini. Oleh sebab itu, untuk memenuhi
kebutuhan iodium diharapkan jangan hanya melalui garam beriodium tetapi juga
melalui suplemen kapsul minyak beriodium.
Kekurangan iodium di dalam tubuh dapat
menyebabkan penyakit gondok. Namun penyakit yang disebabkan akibat kekurangan
iodium sangat banyak yakni untuk orang dewasa kekurangan iodium dapat
menyebabkan produktivitas menurun, cepat lelah dan rambut dan kuku menipis
serta rapuh. Pada anak-anak menyebabkan kreatisme
atau kerdil, pertumbuhan otak terlambat. Untuk ibu hamil dapat menyebabkan
keguguran, prematur, bayi lahir dalam keadaan mati dan kreatin atau memiliki
kelainan, misalnya perkembagan mental dan gangguan pada beberapa syaraf seperti
syaraf pendengaran dan syaraf otak.
“AMILUM”
Amilum merupakan bahan cadangan yang paling
menonjol pada tumbuh-tumbuhan .Pada umumnya amilum ini terdapat sebagai butiran
yang dapat berwujud bola,lensa atau telur dan mempunyai struktur berlapis yang
jelas.Amilum tumbuh-tumbuhan tersusun dari kedua glukosa yaitu amilosa (15-27)
dan amilopektin.Jenis-jenis amilum ini berbagai sumber menunjukkan perbedaan
nyata mengenai percabangan,derajat polimerasi dan sifat-sifat lain.
(Hansca.2009:104)
‘’PENYUSUN AMILUM’’
Amilum
adalah polimer dari Glukosa . Pada tumbuh-tumbuhan Amilum tersusun dari bahan
glukan yaitu Amilosa yang terdiri dari rantai-rantai beberapa ratus unit
glukosa (disebut juga redido ) yang linier dan tak bercabang,dapat larut dalam
air panas tanpa pengembangan dan bertanggung jawab untuk warna khas biru
iodium.Dan yang kedua adalah amilopektin terdiri dari rantai-rantai
bercabang,dapat larut dalam air .Dalam rantai-rantai yang bercabang banyak
dapat mengembang dalam air dan dalam pemanasan terbentuk lem amilum ,dengan iod
amilopektin berwarna lembayung atau coklat.
Hewan
penyimpan kelebihan glukosa dengan mempolimerisasikannya untuk membentuk
glikogen struktur glikogen sama dengan struktur amilopektin ,tetapi cabangnnya
pada glikogen lebih pendek dan lebih banyak.
(samudra.2007.http://www.google.com.acc.in.05)
“ZAT TERGOLONG AMILUM”
Golongan karbohidrat (amilum) antara lain :
Gula,tepung dan selulosa berasal dari tumbuhan.Molekul karbohidrat tersusun
dari unsur-unsur karbon (C) ,hydrogen (H),dan oksigen (O).Sesuai dengan
kekompleksan susunan dan jumlah molekulnya ,karbohidrat yang terdapat dalam
makanan dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
1. monosakarida (karbohidrat yang terdiri atas satu
gugus gula) contohnya :
- Glukosa
-Glaktosa
-Manosa.
- Glukosa
-Glaktosa
-Manosa.
2. Disakarida(karbohidrat yang terdiri atas 2 gugus
gula) contohnya :
-Sukrosa
-laktosa
-maltosa
-Sukrosa
-laktosa
-maltosa
3. Polisakarida( karbohidrat yang terdiri atas
lebih dari sepuluh gugus gula),contohnya:
-Amilum
-selulosa
-glikogen
-Amilum
-selulosa
-glikogen
(Team,teaching.2010:121-124)
Glukosa terutama yang terdapat dalam tubuh
(darah) ,sangat penting digunakan sebagai bhan bakar untuk menghasilkan
energy.Dalam keadaan normal,seseorang mempunyai 70 sampai 100 mg glukosa per
100ml darah.Hipergoukemia adalah keadaan dimana kadar glukosa darah
lebih tinggi dari pada normal sedangkan hipoglikogen adalah keadaan
dimana kadar glukosa lebih rendah dibandingkan normal.
Karbohidrat
memiliki peranan yang sangat penting dalam tubuh kita.Di dalam memecahkan pati
kedalam glukosa ,sehingga tubuh dapat membakar untuk energy.Jika kita
memakan-makanan yang sehat,maka kita akan mendapatkan sebagai besar energi,
karbohidrat(amilum) juga berfungsi untuk member rasa kenyang.Karbohidrat
(amilum) mengandung glukosa,sehingga terciptanya rasa kenyang .Di Indonesia
makanan utama ialah makanan yang banyak mengandung karbohidrat (amilum) seperti
Nasi,jagung,umbi-umbian dan sebagainya.
(Roger.2005: 92-93)
“PROSES PENYERAPAN KARBOHIDRAT DI DALAM TUBUH”
Karbohidrat
terdapat dalam beras,jagung,gandum,kentangg,umbi-umbian ,dan madu.Karbohidrat
digunakan sebagai sumber energy bagi tubuh kita.Ssetiap 1 gr karbohidrat dapat
menghasilkan energy sekitar 4 kalori.Jika kita konversikan 1 kalori = 4,2 joule
,maka 1 gram karbohidrat menghasilkan energy sebesar 16,8 joule.
Selama
proses pencernaan ,karbohidrat akan di pecah menjadi molekul gula sederhana
seperti glukosa,bentuk gula sederhana inilah yang diserap oleh tubuh.Jika manusia
mengonsumsi karbohidrat melebihi kebutuhan energi ,maka karbohidrat akan
disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak.Glikogen akan disimmpan dihati dan di
otot .Lemak akan disimpan di sekitar perut,ginjal dan dibawah kulit.Lemak ini
berfungsi sebagai cadangan energy.Jika seseorang kekurangan karbohidrat maka
menyebabkan badan menjadi lemah,lesu,kurus,,semangat melakukan aktivitas
menurun dan daya tahan tubuh juga akan ikut menurun.
Reaksi antara larutan tepung berwarna jernih
dengan iodium yang berwarna kecoklatan dapat diamati, yaitu menghasilkan
warna biru. Jika ditambahkan vitamin C dalam larutan tersebut, maka iodium
akan bereaksi dengan vitamin C membentuk zat kimia lain yang tidak
berwarna.
Di dalam percobaan reaksi kimia
antara iodium, dengan tepung dan Vitamin C yang telah dilakukan banyak sekali
yangg perlu dibahas diantaranya : Air yang dimasukkan kedalam suatu benda
contohnya gelas ½ air putih dimasukkan kedalam gelas kemudian air itu dicampur
dengan kira-kira seperempat sendok makan maka air itu mengalami perubahan warna
yaitu menjadi putih keabu-abuan, setelah itu dicampur lagi dengan tetesan
iodium, kurang lebih 4 ( empat ) tetes, air itu berubah lagi warnanya lagi
menjadi ungu kemerahan, yang terakhir air yang sudah dicampur dengan berbagai
campuran yang seperti dijelaskan diatas ditambahkan lagi dengan satu tablet
vitamin C yang sudah ditumbuk sehingga berubah lagi warnanya menjadi bening (
tidak memiliki warna )
Begitu selesai dicampur dengan
tiga macam campuran yaitu tepung, iodium, dan satu tablet vitamin C, campuran
itu didiamkan beberapa menit sehingga dia mengalami pengendapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar